Senin, 14 November 2011

Titik Cerah bagi Kanker Darah

Mendengar istilah Leukemia, mungkin darah anda berdesir. Bagaimana tidak, leukemia adalah nama keren dari kanker darah. Kanker? Membayangkannya saja begitu ngeri. Anda mungkin pernah mendengar istilah ini dan membayangkan leukemia identik dengan sakit yang amat parah dan tak bisa disembuhkan. Kabar
baiknya, tidak semua leukemia begitu.

Kanker terbanyak pada anak

Leukemia terjadi bila sel darah putih diproduksi berlebihan, sel yang berlebihan ini tidak berfungsi baik, justru akan menekan produksi sel darah merah atau sel trombosit yang penting dalam mencegah perdarahan.

Kanker yang terbanyak pada anak ini tak punya gejala khas hingga sering dideteksi terlambat, dan saat didiagnosis, penyakit sudah menyebar. Anak sering demam adalah gejala yang banyak dikeluhkan, diikuti anak bertambah pucat dan sering berdarah.

Sebenarnya leukemia anak banyak jenisnya, tetapi yang paling banyak dan paling bisa disembuhkan adalah leukemia limfoblastik akut, apalagi bila dideteksi sejak dini dan diobati sedini mungkin.

Sudah ada obatnya

Saat ini, pengobatan leukemia sudah sangat pesat. Lagi pula, potensi kesembuhan leukemia anak cukup tinggi dibandingkan leukemia orang dewasa hingga tidaklah perlu terlalu dikhawatirkan.

Bila anak dicurigai leukemia, serangkaian pemeriksaan haruslah dijalani. Salah satunya melakukan pemeriksaan sumsum tulang untuk memastikan jenis leukemia dan menentukan pengobatannya, yang paling utama adalah dengan kemoterapi.

Setelah menjalani kemoterapi, anak tak langsung dinyatakan sembuh, tetapi ia akan menjalani pengawasan selama sekitar 10 tahun untuk memastikan tak ada sel darah putih yang “nakal” lagi, barulah anak benar-benar dinyatakan sembuh.

Bila leukemia kambuh lagi atau tidak sembuh dengan kemoterapi, dapat dipertimbangkan transplantasi sumsum tulang.

Obat kemoterapi kanker tergantung dari jenis kankernya. Pada prinsipnya, kemoterapi menggunakan kombinasi beberapa obat dengan dosis disesuaikan dengan kondisi anak agar dapat membasmi sel kanker lebih banyak, tetap mempan, dan mengurangi efek samping.

Memang efek obat leukemia cukup berat, misalnya si kecil jadi mudah terserang infeksi, kekurangan cairan dan nutrisi, sariawan, gangguan pencernaan, dan rambut pun menjadi rontok. Mengingat berbagai efek tersebut, biasanya saat obat diberikan, anak harus menjalani berbagai terapi, mulai dari pencegahan infeksi dengan imunisasi, pemberian antibiotik (jika perlu), merawat di kamar tersendiri (isolasi). Dan yang juga tak boleh dilupakan adalah kecukupan nutrisi, mencegah kekurangan cairan, dan semua yang akan mendukung kesembuhannya. Itulah sebabnya, pengobatan kanker –selain obatnya yang mahal- menuntut biaya yang
besar, kesabaran dari orang tua, dan tempat perawatan yang baik.

Referensi:

  • Gatot D. Perkembangan onkologi anak di Indonesia. 50 tahun IDAI: Untuk mereka kita bekerja. Jakarta, 2005.
  • Nelson’s pediatrics textbook. 15thed. USA. 1993

Bersumber dari : www.anakku.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar