Selasa, 29 November 2011

Kejang Demam



Kejang demam didefinisikan sebagai suatu periode kejang yang terjadi karena suhu tubuh yang abnormal (demam). Pada bayi dan anak-anak (terutama usia 6 bulan sampai 5 tahun) yang sedang demam, apalagi demam yang cukup tinggi, sering terjadi kejang demam. Sebenarnya kejang demam tidaklah serius dan berbahaya, tetapi memang akan sangat menakutkan kelihatannya, apalagi pada orangtua yang baru pertama kali mengalami. Kejang demam yang terjadi pada anak umumnya berlangsung singkat saja (di bawah 5 menit), tetapi pada beberapa keadaan yang lebih jarang dapat sampai melebihi 15 menit (kejang demam kompleks). 

Lakukan langkah berikut ini bila anak mengalami kejang demam:
  • Segera lepaskan pakaian anak.
  • Biarkan anak kejang dengan bebas (orangtua tidak perlu menahan gerakan kejangnya).
  • Batasi daerah sekitar anak dengan bantal atau guling agar anak tidak terluka karena terbentur dengan benda sekitar.
  • Jangan memasukkan apapun ke dalam mulutnya. Kekhawatiran mengenai lidah anak yang dapat tergigit hingga terputus tidak pernah dilaporkan. Dengan memasukkan benda ke mulut (seperti sendok) justru dapat membuat gigi patah.
  • Jangan lupa untuk menghitung berapa lama kejang berlangsung (beritahukan kepada dokter nantinya).
  • Bila ini yang pertama kali segera bawa anak ke dokter.
  • Bila anak sudah pernah mengalami kejang demam sebelumnya, mungkin dokter sudah memberikan persiapan obat untuk kejang. Obat dimasukkan dengan cara melalui anus/rektal. Dosis yang diberikan sesuai dengan berat badan anak. Anak dengan berat di bawah 10 kg diberikan 5 mg sekali pakai, anak dengan berat badan di atas 10 kg diberikan 10 mg sekali pakai.
  • Berikan anak sirup/obat parasetamol setiap anak demam
  • Kejang biasanya tidak berulang dalam satu hari, tetapi bila berulang kali terjadi dalam sehari sebaiknya segera bawa ke dokter.
Fakta seputar kejang demam:
  1. Kejang demam tidak membuat anak menjadi bodoh atau merusak otak.
  2. Kejang demam seringkali berulang.
  3. Kematian karena kejang demam tidak pernah dilaporkan.
  4. Pada umumnya kejang demam dapat dirawat di rumah saja.
  5. Risiko menjadi epilepsi di kemudian hari memang pernah dilaporkan, tetapi pada umumnya sangat jarang. Risiko lebih tinggi pada kejang demam kompleks dibandingkan kejang demam sederhana.
Bersumber dari : www.kiddiecarecentre.com

Senin, 28 November 2011

Keracunan Obat Anti Demam

Asetaminofen adalah obat yang (selalu) ada di kotak obat kita. Bila anak demam atau nyeri, obat inilah yang biasa dicari. Tapi, keracunan pun dapat terjadi. Kenali gejala dan tandanya, dan tentu saja, ketahui, apa yang harus dilakukan.

Fakta:

  • Keracunan asetaminofen bisa bersifat akut (anak meminumnya dalam jumlah sekaligus banyak) atau menahun (dosis berlebihan, sedikit demi sedikit)
  • Keracunan anti nyeri adalah jenis keracunan obat terbanyak pada anak di bawah usia 6 tahun, dan asetaminofen adalah 47% di antaranya.

Kenali gejala dan tanda:

  • Berapa banyak tertelan? Dosis asetaminofen di bawah 150 mg/kg berat badan pada anak yang sehat belum akan menyebabkan keracunan
  • 0-24 jam setelah menelan: kebanyakan tidak bergejala, tidak mau makan, mual, muntah, berkeringat 24-72 jam setelah tertelan: Bisa terjadi nyeri perut kanan atas, buang air kecil berkurang, mulai terjadi tanda-tanda kerusakan hati dan ginjal
  • Lebih dari 72 jam setelah tertelan: kerusakan hati bertambah berat atau sebaliknya, menyembuh
  • Keracunan menahun terjadi bila asetaminofen diberikan >75 mg/kg per hari. Hati-hati bila anak sakit demam, muntah atau anak kurus, bila anak minum obat lain seperti anti kejang atau obat tuberkulosis.

Lakukan

  • Bila terjadi akut, berikan karbon teraktivasi (Norit®) 1 gram/kg
    berat badan (maksimal 75 gram) apabila obat diperkirakan masih ada
    dalam perut atau usus bagian atas (sekitar 2 jam setelah anak menelan).
    Selanjutnya bawa segera ke rumah sakit
  • Bila terjadi menahun, terapi obat dapat dipertimbangkan bila ada gejala dan bila fungsi hati mulai terganggu.

Referensi:

Bell LM, Bingham PM, Chung EK. The 5-minute pediatric consult. 4th ed. Lippincott Williams & Wilkins.2005

Bersumber dari : www.anakku.net

Kelainan Kaki Si Kecil

Anak Anda jalan berjinjit? Hati-hati, mungkin ia bukan sedang latihan balet. Tetapi ada kelainan kaki yang harus dikoreksi. Semakin cepat diketahui dan ditangani, semakin besar harapan untuk diperbaiki. Ketika lahir, fungsi kaki anak belum tumbuh dengan baik, perlu waktu sekitar 18 tahun untuk tumbuh menjadi kaki dewasa. Proses tumbuh kembang ini akan terus berjalan karena sendi-sendi pada tungkai dan kaki anak masih bisa berputar. Selain asupan gizi, kekokohan kaki juga dipengaruhi oleh stimulasi sehari-hari yang diterima kaki anak.
Karena satu dan lain sebab, kesehatan kaki terabaikan. Mulai dari perlakuan yang keliru sampai pemilihan sepatu yang kurang tepat.

Problem yang umumnya muncul pada kaki antara lain;

  • Kaki berbentuk “O” (genu varum)
  • Kaki berbentuk “X” (genu valgum)
  • Telapak kaki rata/tanpa lengkungan (flatfeet)
  • Jalan berjinjit
  • Berjalan dengan kaki ke arah dalam atau luar
Yang disebut kaki adalah telapak kaki, sedangkan pergelangan kaki hingga paha disebut tungkai. Gangguan telapak kaki dapat merusak struktur kaki, sebab titik berat badan juga tidak akan jatuh pada tempat yang tepat/ normal. Sedangkan kelainan pada tungkai dapat menyebabkan kaki “O” atau “X”.

Jalan jinjit

Dapat menyebabkan tumit belakang menjadi pendek bila terjadi pada masa pertumbuhan. Akibatnya anak tidak mampu menapak. Kelainan seperti ini dapat dikoreksi dengan stretching secara aktif, yaitu dalam bentuk latihan tertentu atau secara pasif dengan alat bantu. Namun bila sudah dalam kondisi yang cukup berat maka perlu dioperasi oleh dokter spesialis ortopedi.

Kaki berbentuk flat

Sering menimbulkan keluhan cepat lelah, bahkan akan menjadikan masalah lagi bila mengubah sudut-sudut rotasi tungkai sehingga postur tubuh menjadi tidak normal. Dalam kondisi demikian maka titik berat tubuh tidak jatuh pada posisi yang tepat. Bentuk kaki menjadi tidak proporsional pada masa pertumbuhan kadang kala dapat menyebabkan pertumbuhan tulang tungkai menjadi tidak sama panjangnya.

Penyebab kelainan kaki

  • Faktor keturunan dan pertumbuhan
  • Posisi duduk saat menonton televisi, kaki membentuk huruf “W”
  • Kebiasaan tidur seperti kodok dalam waktu lama
  • Penggunaan guling lebih pendek
  • Posisi menggendong yang keliru
  • Pemakaian diaper saat anak mulai belajar berjalan
  • Pemakaian babywalker sebelum waktunya atau posisi kedudukannya tidak pas. Kaki belum kuat menopang berat badan, akibatnya salah satu kaki akan ‘dipaksa’ untuk menopang berat badan.
  • Pemakaian alas kaki yang salah

Pemeriksaan tungkai anak

Dokter akan melakukan anamnesa dengan orangtua anak, untuk mengetahui keluhan dan penyebab.
Kondisi tungkai diperiksa dalam keadaan statis (berdiri dan berbaring) dan dinamis (berjalan)
Secara komputerisasi akan dilakukan foot scan untuk mengetahui beban kaki saat berdiri, kelainan bentuk kaki, sudut atau putaran tulang yang salah.

Terapi

Dinilai dari segala permasalahannya maka terapi yang diberikan dapat berupa pemakaian insole, sepatu, alat bantu khusus yang dibuat sesuai kebutuhan untuk memperbaiki sudut kaki dan rotasi tulang, baik dalam keadaan statis dan dinamis. Sepatu menggunakan insole atau outsole khusus sesuai struktur telapak kaki, dan harus digunakan selama kurang lebih 8 jam dalam sehari. Terapi harus mampu memperbaiki cara berjalan anak. Dalam hal ini dibutuhkan peran orangtua untuk secara rutin mengontrol, dan membawa anak berkonsultasi 3 bulan sekali.
Latihan/gait training dibantu dengan beberapa alat seperti ergocycle, treadmill, rubber band atau rubber tube, window shade carpet, dan sebagainya. Selama terapi seorang anak akan didampingi oleh seorang fisioterapis.
Kelainan tungkai yang menyebabkan cara berjalan anak menjadi tidak normal banyak terjadi di masyarakat, namun tidak atau belum dianggap sebagai kasus serius. Kelainan tungkai sering dianggap sebagai masalah sekunder dan cenderung diabaikan. Padahal kaki harus merupakan fondasi yang baik dan kokoh sehingga jika tidak ditangani dengan baik, akan mempengaruhi postur tubuh, misalnya saja bungkuk, tulang belakang menjadi miring ke salah satu sisi.

Sampai usia 7 tahun

Pemeriksaan sebaiknya dilakukan sesegera mungkin, makin dini ditangani makin besar keberhasilannya. Sampai usia 7 tahun masih mungkin untuk dilakukan koreksi. Mengapa demikian? Karena pertumbuhan dan rotasi tulang tungkai hanya akan berlangsung sampai anak berusia 7 tahun. Sesudah itu rotasi tungkai akan semakin berkurang.

Referensi

  1. Clinical Pediatric Orthopaedic
  2. Pediatric Orthopaedic Secrets
Bersumber dari : www.anakku.net

Sabtu, 26 November 2011

Probiotik, Mengurangi Efek Samping Antibiotik

Tak bisa disangkal, antibiotik merupakan obat yang sangat berharga.
Tetapi efek negatif antibiotik pun tak bisa terhindarkan. Terlalu
sering mengonsumsi antibiotik dapat menyebabkan kerusakan pada tatanan
mikroflora usus. Apabila probiotik yang hidup di usus “diusik” oleh antibiotik, kuman
lain yang berpotensi menjadi jahat akan tumbuh subur seperti Candida albicans (jamur), Stafilokokus, Clostridium difficile dan banyak kuman oportunis lain. Keadaan ini tidak baik bagi kesehatan si kecil.

Diare akibat antibiotik

Antibiotik dapat menyebabkan diare yang disebut antibiotic-asssociated diarrhea. Penggunaan berbagai jenis antibiotik dalam jangka waktu lama terutama antibiotik berspektrum luas dengan penyerapan di usus yang tak begitu baik dan pengeluaran lewat cairan empedu yang tinggi dapat mengubah komposisi dan fungsi flora usus dan malah menyebabkan diare.
Gejala paling sering adalah diare yang muncul selama penggunaan antibiotik hingga 8 minggu setelah penghentian antibiotik. Untungnya kebanyakan kasus, gejalanya tidak terlalu berat dan dapat sembuh sendiri.
Tetapi pada kasus diare akibat antibiotik yang disebabkan Clostridium difficile, gejala bisa lebih berat dengan diare yang banyak, berlendir, bau tidak enak, dan sakit perut yang mengganggu. Disertai gejala mual, muntah, kekurangan cairan, dan demam.

Terapi probiotik

Probiotik dapat menghambat kolonisasi bakteri “jahat” dan mengembalikan flora normal. Salah satu yang sudah diteliti adalah Saccharomyces boulardii, sejenis ragi yang menguntungkan sebagai terapi diare akibat antibiotik karena dapat menghalangi racun kuman menempel pada dinding usus. Bila probiotik diberikan saat anak minum antibiotik, probiotik dapat menolong mengurangi resiko diare akibat antibiotika. Probiotik lain yang sudah diteliti adalah laktobacillus GG, probiotik yang dijual bebas sudah terbukti memperbaiki daya tahan usus dengan meningkatkan kadar antibodi igG dan IgA.

Bersumber dari : www.anakku.net

Kamis, 24 November 2011

Cara Gampang Jadi Langsing: Makan Lebih Lambat

Jakarta, Sudah berusaha mencoba berbagai program diet tapi masih susah menurunkan berat badan? Maka tak ada salahnya mencoba metode baru ini. Caranya sangat gampang, yaitu makan lebih lambat.

Penelitian baru-baru ini menemukan bahwa orang yang kelebihan berat badan makan lebih cepat daripada orang yang ramping, dan laki-laki lebih cepat mengunyah daripada wanita. Peneliti dari juga melihat bahwa biji-bijian olahan lebih cepat dimakan daripada biji-bijian yang menyehatkan.

Dalam pertemuan tahunan Obesity Society di Orlando, Florida, peneliti mempresentasikan temuannya bahwa orang yang makan cepat mengkonsumsi sekitar 3,1 ons makanan per menit, orang yang makan dengan menengah makan 2,5 ons per menit, dan pemakan lambat mengkonsumsi 2 ons makanan per menit.

Pria makan sekitar 80 kalori per menit, sementara wanita sekitar 52 kalori per menit. Menariknya, pria yang menyebut diri mereka pemakan lambat makan di tingkat yang sama seperti para wanita yang mengaku sebagai pemakan cepat.

"Perbedaan gender tentu saja berpengaruh. Mungkin pria memiliki mulut yang lebih besar, tetapi juga mungkin terkait dengan kebutuhan energi yang lebih tinggi. Kemungkinan lain dapat berhubungan dengan norma-norma sosial, perempuan mungkin merasa harus makan lebih lambat," kata penulis penelitian, Kathleen Melanson, direktur Laboratorium Energy Balance di Universitas Rhode Island.

Penelitian kedua menemukan hubungan yang erat antara kecepatan makan dan indeks massa tubuh (BMI). Orang-orang dengan BMI yang tinggi biasanya makan jauh lebih cepat dibandingkan dengan yang BMI-nya lebih rendah. BMI adalah perhitungan yang didasarkan pada tinggi dan berat badan. Para peneliti juga mengamati bahwa peserta yang memakan makanan dari biji-bijian seperti sereal gandum dan roti gandum makan lebih lambat daripada yang makan makanan sama yang terbuat dari biji-bijian olahan.

"Gandum murni memerlukan waktu lebih banyak untuk dikunyah dan pencernaan dimulai di mulut. Jadi jika memakan sesuatu yang telah diproses, tidak diperlukan banyak waktu untuk mencerna. Sedangkan biji-bijian lebih banyak membutuhkan waktu untuk dipecah," kata Lona Sandon, asisten profesor nutrisi kesehatan di University of Texas Southwestern di Dallas.

Tapi dapatkah pemakan cepat melatih dirinya untuk memperlambat makannya?

"Saya pikir mengubah kecepatan makan tidak akan mudah karena hal itu adalah karakteristik bawaan, tapi patut dicoba. Berikan waktu tambahan makanan yang ada di dalam mulut. Biarkan makanan sampai ke perut sebelum mengambil gigitan berikutnya," pungkas Melanson seperti dilansir HealthDay.com, Jumat (25/11/2011).
(ir/ir)

Bersumber dari : Putro Agus Harnowo - detikHealth

Demam, apa yang harus dikerjakan?

Demam kurang dari 38,3oC biasanya tidak memerlukan pengobatan kecuali bila anak merasa tidak nyaman atau pernah mengalami kejang demam. Apalagi bila anak masih dapat bermain, makan dan tidur seperti biasa. Namun, apa yang harus kita lakukan saat si kecil demam?

Penurun demam

Yang paling sering digunakan adalah asetaminofen atau parasetamol, ibuprofen dan aspirin. Semuanya efektif untuk menurunkan demam asal dosisnya tepat. Aspirin menyebabkan nyeri lambung, perdarahan lambung, serta suatu keadaan yang disebut sebagai sindrom Reye, sehingga tidak dianjurkan untuk menurunkan demam yang biasa.
Parasetamol aman kecuali bila dosis berlebihan dapat menyebabkan gangguan fungsi hati. Contohnya misalnya Tempra, Panadol, Sanmol, dan banyak sekali merek lainnya. Ibuprofen boleh digunakan pada anak berumur lebih dari 6 bulan, efek samping berupa nyeri lambung, dan muntah-muntah, yang dapat dikurangi dengan memberikannya setelah makan. Contohnya misalnya Proris, Fenris, Bufect dan lain-lain.
Dosis penurun demam sebaiknya menurut berat badan, bukan menurut umur. Tidak perlu terlalu tepat asal mendekati saja juga boleh. Dosis parasetamol adalah10-15 mg/kgBB/kali, boleh diberikan 4 kali sehari. Sebagai contoh, dosis untuk anak dengan berat badan 12 kg adalah 120-180 mg, empat kali sehari. Untuk anak dengan berat badan 50 kg atau lebih berikanlah 500 mg. Dosis ibuprofen adalah 10 mg/kgBB/kali, cukup 3 kali sehari. Jadi anak dengan berat badan 15 kg memerlukan kira-kira 150 mg ibuprofen, 3 kali sehari.
Sayangnya berapa miligram yang terkandung dalam 1 sendok obat atau 1 tablet tidak baku. Jadi bacalah petunjuk pada brosur, atau tanyakan kepada apoteker sebelum memberikannya. Hati-hati bahwa parasetamol sering dicampurkan dalam obat flu dan batuk. Bila anda memberikan kombinasi, dosisnya dapat menjadi terlalu banyak.
Selain obat yang ditelan, parasetamol dan ibuprofen juga tersedia dalam bentuk yang dapat dimasukkan dari anus.

Dosis parasetamol, 4 kali sehari

Umur
Berat badan
Drops
10 mg/0,1 ml
Sirup
160 mg/ 5 ml
0-3 bulan
2,7-5 kg
0,4 ml

4-11 bulan
5,5 – 8 kg
0,8 ml
2,5 ml (1/2 sendok)
1-2 tahun
8 – 10,5 kg
1,2 ml
3,75 ml (3/4 sendok)
2-3 tahun
11 – 16 kg
1,6 ml
5 ml (1 sendok)
4-5 tahun
16-21 kg

5 – 7,5 ml

Dosis ibuprofen, 3 kali sehari setelah makan

Umur
Berat
Suspensi 100 mg/5 ml
Forte 200 mg/ 5ml
Tablet kunyah 100 mg/ tablet
6-11 bulan
5,5 – 8 kg
2,5 ml
-
-
1-2 tahun
8 – 10,5 kg
2,5-5 ml
-
-
2-3 tahun
11 – 16 kg
5 ml
2,5 ml
1 tablet
4-5 tahun
16-21 kg
5-7,5 ml
2,5 – 3,75 ml
1 ½ tablet

Kompres

Kompres kalah efektif dengan obat. Paling baik dilakukan dengan kombinasi pemberian obat, terutama kasus dengan demam tinggi 40oC atau pernah mengalami kejang demam.
Cara terbaik adalah mengisi bak mandi dengan air setinggi 5 cm, dengan suhu 29-33oC. Kalau anda tidak mempunyai termometer, teteskan air di punggung tangan anda. Air tersebut harus terasa sedikit hangat. Biarkan anak duduk di bak mandi, kemudian seka badan, tangan dan kaki dengan air hangat tersebut. Air akan menguap dan suhu tubuh akan turun. Pertahankan suhu ruangan 24oC. Kompres akan menurunkan demam dalam 30-45 menit.
Jangan gunakan air dingin karena akan menyebabkan anak menggigil dan tidak nyaman. Jangan menggunakan alkohol karena dapat diserap kulit dan pernapasan, menjadi racun dan anak dapat mengalami penurunan kesadaran.

Tindakan lain

  • Pertahankan suhu ruangan yang nyaman, sekitar 24oC. Boleh menggunakan air condition.
  • Baju tipis saja, kecuali bila anak menggigil boleh diselimuti sebentar. Bila suhu sudah turun, buka selimutnya.
  • Minum air yang banyak karena anak dapat mengalami dehidrasi bila demam. Susu boleh diberikan terus. Jangan berikan makanan mengandung terlalu banyak lemak karena sulit dicerna.
  • Boleh menggunakan kipas angin bila udara terlalu panas. Jangan semprotkan angin langsung ke tubuhnya karena tidak nyaman.
  • Ia boleh berjalan ke luar kamar bila mau.

Hubungi dokter anda bila:

  1. Demam pada bayi kurang dari 1 bulan selalu harus dibawa ke dokter.
  2. Demam pada bayi kurang dari 3 tahun, anak tampak lesu, tidak mau bermain dan makan.
  3. Demam tidak bisa turun walaupun sudah diberi penurun demam dan kompres.
  4. Sudah mendapat obat penurun demam namun demam menetap selama 3 hari. Apalagi bila anak terlihat lesu. Hati-hati dengan demam berdarah.
  5. Demam pada tifus biasannya berlangsung 7 hari atau lebih, dan anak mengalami gejala pencernaan berupa sembelit atau sebaliknya diare.
  6. Demam berulang lebih dari 3 kali dalam 6 bulan. Penyebab paling sering adalah infeksi saluran kemih dan infeksi paru termasuk tuberkulosis.
  7. Demam disertai kejang.
  8. Bila ada anggota keluarga pernah mengalami kejang demam atau anak pernah mengalami kejang demam, peunurunan suhu tubuh harus lebih agresif.

Referensi

  1. American Academy of Pediatrics, 2000
  2. John CC, Gilsdorf JR. Recurrent fever in children. Pediatr Infect Dis J November 2002;21:1071-80.
  3. American College of Emergency Physicians Clinical Policies Committee. Clinical policy for children younger than three years presenting to the emergency department with fever. Ann Emerg Med Oct 2003;42:530-45

Bersumber dari : www.anakku.net

Rabu, 23 November 2011

Apakah Penyakit Kawasaki itu…?

Tahun 1967, Tomisaku Kawasaki, seorang dokter anak berkebangsaan Jepang menggambarkan ciri-ciri suatu penyakit yang mengenai sistem kulit, selaput lendir, dan kelenjar getah bening (mucocutaneous lymph node syndrome), yang banyak diderita oleh anak-anak di Jepang saat itu. Penyakit ini kemudian dikenal dengan nama penyakit Kawasaki untuk menghormati dr. Tomisaku.

Apa ciri-ciri penyakit Kawasaki?

Penyakit Kawasaki biasanya menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun, paling sering pada usia 1-2 tahun, dan lebih cenderung mengenai anak laki-laki. Pada penyakit ini terjadi peradangan pembuluh darah.
Ciri-ciri penyakit Kawasaki adalah:
  1. Demam. Fase akut diawali dengan suhu tubuh yang mendadak tinggi, bisa mencapai 41oC. Biasanya demam bersifat turun naik, menetap selama 5 hari atau lebih, walaupun telah diberi obat penurun demam.
  2. Bercak-bercak merah di badan yang mirip seperti bercak-bercak pada campak.
  3. Mata merah, tetapi tidak berair atau berlendir.
  4. Bibir berwarna merah, kering, dan pecah-pecah.
  5. Lidah dan selaput lendir berwarna merah stroberi (“Strawberry tongue”)
  6. Kemerahan pada telapak tangan dan kaki, biasanya disertai dengan sedikit bengkak.
  7. Pembengkakan kelenjar getah bening, biasanya pada leher, dan hanya mengenai 1 sisi.
  8. Beberapa anak dapat mengeluh rasa nyeri pada sendi.
  9. Tahap penyembuhan terjadi pengelupasan kulit daerah ujung jari tangan dan kaki.

Apa penyebab penyakit Kawasaki?

Sampai saat ini penyebabnya belum diketahui, hanya saja diduga sebagai suatu proses infeksi berdasarkan manifestasinya dan pemeriksaan penunjang. Penyakit ini tidak menular. Penyakit Kawasaki paling sering terjadi pada anak-anak di Jepang, Korea, dan Taiwan. Walau demikian semua ras dapat terkena, termasuk anak-anak di Indonesia.

Adakah pengobatan untuk penyakit Kawasaki?

Jika anak menderita penyakit Kawasaki, pengobatan harus diberikan segera pada waktu yang tepat. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi pada pembuluh darah jantung, yaitu pembuluh darah koroner. Jika komplikasi yang ditakutkan ini terjadi, kerusakan pada otot jantung dapat terjadi.
Pengobatan dengan infus imunoglobulin sesuai dengan dosis yang dibutuhkan, harganya masih sangat mahal saat ini. Selain itu diberikan pula aspirin, untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah pada pembuluh darah yang meradang.

Referensi:

  1. American Academy of Pediatrics: Reviewed article on: “Kawasaki Disease.”
  2. Advani N. Penyakit Kawasaki Hadir di Indonesia. Unit Koordinasi Kerja Jantung Anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2005
  3. U.S. National Library of Medicine & National Institute of Health. Medical Encyclopedia: Kawasaki Disease, 2004
Bersumber dari : www.anakku.net

    Tips Membeli Rumah

    Menemukan sebuah rumah baru sedikit membingungkan bagi beberapa orang. Hal ini karena mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan terutama untuk mendapatkan rumah terbaik berdasarkan yang paling mereka butuhkan. Tapi itu tidak berarti bahwa Anda tidak melakukan apa-apa. Bahkan, Anda dapat menemukan bantuan dari layanan internet karena saat ini penjual rumah banyak yang menggunakan layanan internet untuk mempromosikan produk mereka termasuk rumah mereka.

    web-web mengenai dijual rumah atau jual rumah banyak tersedia dan apa yang harus Anda lakukan adalah menemukan situs terpercaya untuk mengakomodasi kebutuhan Anda. Ini akan menjadi sedikit sulit jika Anda ingin membeli rumah di negara yang berbeda dan layanan internet akan menjadi media besar untuk memudahkan anda untuk menemukan informasi yang lengkap. Hal terbaik menggunakan layanan internet dalam membeli rumah online adalah bahwa Anda dapat melihat gambar rumah di beberapa sudut dan ruang. Dari gambar, Anda dapat memutuskan apakah Anda ingin melanjutkan proses atau menemukan referensi lain. Selain itu, Anda juga dapat menemukan detail dari rumah dengan mudah dan pekerjaan Anda adalah menemukan tempat yang tepat sehingga Anda bisa mendapatkan detail lengkap. Beberapa rincian Anda mungkin menemukan adalah detail dari rumah seperti total kamar tidur dan kamar mandi, ukuran bangunan, desain rumah, dan tentu saja harga.

    Beberapa negara seperti Indonesia, ada sebuah bangunan pasar tertentu yang dikenal sebagai Ruko / Rukan. Bagi Anda yang tertarik untuk memulai bisnis Anda di Indonesia Anda dapat mulai untuk menemukan online menjual Ruko / Rukan layanan untuk membantu Anda. Jika Anda dianggap sebagai orang asing itu berarti Anda harus menemukan harga berdasarkan mata uang Anda untuk membuat Anda mudah dalam memprediksi harga rata-rata. Untuk ruko membutuhkan biaya yang lebih besar daripada rumah dan biasanya terletak di tempat strategis. Jika Anda dianggap sebagai orang yang mobile dan tidak mungkin bagi Anda untuk membeli rumah baru di negara yang berbeda Anda masih memiliki alternatif untuk membuat Anda mudah dalam melakukan aktivitas Anda. Dalam hal ini, Anda hanya perlu untuk mencari layanan menyewa apartemen dan jika Anda ingin mencari sedikit lebih murah Anda mungkin menemukan layanan rumah sewa.

    Senin, 21 November 2011

    Kok Anakku Tidak Bisa Bersiap?

    Waktu anak anda berdiri dengan lutut dirapatkan seperti tentara sedang bersiap atau berdiri tegap, kok tumitnya tidak bisa bertemu? Lho, kalau ia memaksa mempertemukan tumitnya kok lutut yang satu berada di depan lutut yang lain?
    Keadaan ini disebut sebagai tungkai X. Atau dengan nama lain dalam Bahasa Inggris knock-knee. Sedangkan dalam bahasa kedokterannya disebut genu valgum. Sebagian besar ibu-ibu pasti heboh bila melihat tungkai anaknya berbentuk huruf X, apalagi bila terjadi pada anak perempuan.

    Sebagian besar sebenarnya normal saja


    Pada anak normal, sejak lahir sampai usia 3 tahun tungkai sering tampak berbentuk O, kemudian antara 3 tahun sampai 6 tahun justru berbentuk X, dan setelah umur 6-7 tahun menjadi lurus.
    Perkembangan normal tungkai, mulai dari berbentuk O umur 2 tahun, berbentuk X umur 5 tahun dan lurus pada umur 6 tahun.
    Tungkai X pada anak berumur 2-5 tahun merupakan hal normal. Pada anak ini, kedua tungkai berbentuk simetris dan biasanya anak tidak merasakan nyeri pada lututnya. Pada masa ini, anak tidak memerlukan fisioterapi, pemasangan alat bantu atau sepatu khusus. Cukup diawasi saja. Normalnya, setelah usia 6 tahun tungkai akan menjadi lurus.
    Namun kalau tungkai tetap berbentuk huruf X setelah berusia lebih dari 7 tahun, sebagai orang tua, kita harus waspada. Cara berjalan anak akan menjadi agak aneh. Kakinya diayun ke depan dengan agak berputar supaya tidak membentur lutut sisi lainnya. Akibatnya ia sulit berlari. Ia juga sering mengeluh merasa nyeri terutama pada lutut bagian depan. Kalau dibiarkan, sering terjadi gangguan pertumbuhan tungkai dan kerusakan pada sendi lututnya. Bila anak tetap menunjukkan tungkai X setelah 7 tahun, ia harus diperiksa oleh dokter bedah ortopedi. Dokter akan mempertimbangkan pengobatan atau operasi yang terbaik baginya.
    Tungkai X dapat juga ditemukan ada penyakit lain, misalnya sindroma down, gangguan pertumbuhan tulang bawaan, atau rickets yang disebabkan kekurangan vitamin D. Keadaan-keadaan ini tentu saja memerlukan penanganan khusus.

    Bagaimana memeriksa anak?


    1. Coba lihat saat ia bersiap. Apakah lututnya bersentuhan sedangkan tumitnya renggang?
    2. Ukur jarak antara dua tulang tumit bagian dalam (yang disebut sebagai maleolus).
    3. Perhatikan apakah ke dua tungkai sama panjang. Perhatikan cara berjalannya.
    4. Apakah ayunan tungkainya agak berputar? Kalau ragu-ragu, dokter akan melakukan foto rontgen dan beberapa pemeriksaan laboratorium.


    Ciri tungkai X tidak normal, yang memerlukan pemeriksaan lengkap dan tindakan khusus.


    1. Bila terlihat di luar umur yang biasa, misalnya kurang dari 3 tahun atau lebih dari 7 tahun.
    2. Bila cuma satu sisi.
    3. Bila jarak antara tulang tumit lebih dari 5 cm, atau cepat bertambah misalnya lebih dari 1,25 cm dalam 6 bulan.
    4. Ada gejala nyeri pada lutut atau kesulitan berjalan.
    5. Ada penyakit lain misalnya sindrom Down, gangguan pertumbuhan tulang bawaan dan lain-lain.

    Referensi:

    Stevens PM, Holmstrom MC. Genu valgum, Pediarics, Emedicine, January 27, 2004

    Bersumber dari : www.anakku.net

    Sabtu, 19 November 2011

    Batuk mana yang biasa dan mana yang luar biasa?

    Anak mana yang tak pernah didatangi batuk? Batuk merupakan salah satu gejala yang kerap mengakrabi anak-anak. Kebanyakan orangtua cepat merasa khawatir saat si kecil terserang batuk. Bisa dikatakan batuk adalah penyebab tersering orangtua membawa anaknya berobat ke dokter. Kapan sih batuk dianggap biasa dan bisa diobati sendiri, atau kapan patut diwaspadai?

    Batuk, biarpun mengganggu namun sebenarnya ada gunanya

    Banyak yang tidak mengetahui bahwa batuk sebenarnya amat berguna bagi tubuh. Batuk merupakan suatu refleks untuk mempertahankan tubuh terhadap serangan dari luar. Saluran pernapasan bagian bawah termasuk paru-paru seharusnya selalu steril (bebas dari kuman). Tetapi selalu ada debu, kotoran, bahkan bakteri atau virus yang selalu berusaha menyerang dan masuk ke dalam paru. Bila serangan berhasil, dapat terjadi infeksi paru atau pneumonia. Namun bila serangan gagal ya anak cepat sehat kembali.
    Batuk dapat menolong pertahanan paru. Bila ada benda asing di jalan napas, saraf di saluran napas akan terangsang dan anak menjadi batuk. Karena batuk, keluarlah udara dengan kecepatan tinggi yang dapat membersihkan jalan napas dari debu, kotoran, atau lendir yang berlebihan.
    Tidak hanya karena ada debu atau bakteri yang masuk, batuk juga dapat terjadi spontan pada anak yang mempunyai bakat. Pada keadaan asma atau saluran napas yang terlalu reaktif, dapat terjadi penyempitan dan peradangan saluran napas disertai produksi lendir yang banyak. Akibatnya terjadi batuk juga untuk mengeluarkan lendir tersebut.
    Batuk pada anak dapat begitu hebatnya sampai merangsang refleks muntah. Muntah juga bisa terjadi akibat rasa mual yang ditimbulkan oleh tertelannya dahak dalam jumlah banyak ke lambung. Muntah karena batuk pasti tidak dapat diobati dengan obat muntah, batuknya dulu harus diobati.

    Dok, batuk anakku kok seperti mengonggong? Serem deh dan kasihan sekali.

    Sebenarnya, dengan mengenali berbagai bunyi batuk, orangtua dapat memutuskan apakah anak dapat dirawat sendiri di rumah atau perlu ke dokter.
    Batuk berdahak, suaranya grook-grook. Biasanya dengan sekali atau beberapa kali batuk dahak sudah terpental ke luar. Anak tidak begitu terganggu. Kalau kebetulan dahaknya ke luar, amati jumlah, warna, kekentalan, dan bau dari dahak. Dahak yang kental dan berjumlah banyak, berwarna hijau, berbau tidak sedap, mungkin disebabkan adanya infeksi bakteri di paru. Apabila penyebabnya alergi atau infeksi virus, dahak berwarna bening atau putih. Dahak bercampur darah .. waah bawa ke dokter.
    Batuk kering, suaranya khak-khak, biasanya batuknya cukup hebat. Karena tidak dapat mengeluarkan lendir anak seperti tersiksa.
    Batuk kering yang lebih berat adalah batuk yang yang menggonggong. Waah, sampai seperti suara anjing menyelak. Keadaan ini sering disebabkan pembengkakan saluran napas atas di daerah epiglotis.
    Whooping cough terjadi pada penyakit pertusis atau batuk 100 hari, Anak batuk-hebat sampai tidak sempat menarik napas. Beberapa anak sampai menjadi biru dan terkencing-kencing. Setelah batuk berkali-kali tanpa sempat menarik napas, diakhiri dengan menarik napas panjang disertai bunyi “nguuuuk,” atau “whooop.” Namanya saja batuk 100 hari, pasti berlangsung lama sekali.
    Batuk disertai suara mengi. Hal ini banyak ditemukan pada anak dengan asma. Batuknya dapat basah atau kering, tetapi napasnya berbunyi saat mengeluarkan napas “ngiiik, ngiiik.”

    Batuknya hanya malam hari dok, siang hari biasa saja. Aneh ya?

    Tidak aneh. Batuk malam hari saja paling sering disebabkan asma atau alergi. Kalau kebetulan tempat tidurnya banyak debu, udara terlalu dingin, muncul deh batuknya. Anak kecil juga sering mengalami batuk saat tidur karena refluks. Asam lambung naik ke atas saat tidur terlentang, akan merangsang batuk. Refluks juga menyebabkan batuk saat diberi makan atau minum. Sinusitis pada anak besar juga dapat menyebabkan batuk malam hari.

    Kok diberi obat tidak sembuh-sembuh?

    Batuk akut yang paling ringan disertai demam ringan dan pilek merupakan batuk yang paling sering ditemukan, disebut sebagai common cold. Batuk akut bisa juga bisa disebabkan radang tenggorokan (faringitis akut). Infeksi ini akan membaik dalam beberapa hari, namun batuk bisa menetap selama 1-3 minggu karena terjadi kerusakan dinding saluran napas.
    Bila sudah 3 minggu tidak sembuh-sembuh, kita sebut sebagai batuk kronik. Nah, yang ini mungkin agak serius. Penyebab batuk kronik yang sering adalah tuberkulosis, refluks gastroesofagus, batuk rejan atau pertusis, sinusitis kronik, iritan di udara (asap), atau kebiasaan saja.
    Batuk kronik berulang berlangsung lebih dari 14 hari dan/atau setiap bulan mengalami batuk selama 3 bulan berturut-turut. Sebagian besar disebabkan asma.

    Macam-macam penyebab batuk yang akut

    Batuk pilek biasa (common cold)
    Dari namanya saja kita sudah tahu bahwa ini adalah batuk yang biasa-bisa saja. Common cold disebabkan virus misalnya rhinovirus atau parainfluenzae. Anak merasa pusing, kedinginan, badan pegal, dan nafsu makan berkurang. Lalu muncul batuk, pilek dan hidung tersumbat, dan demam ringan. Tanpa obat juga akan sembuh sendiri dalam beberapa hari. Anak hanya perlu diberi minum banyak, dan penurun demam bila perlu. Batuk karena common cold samasekali tidak memerlukan antibiotika.

    Faringitis
    Faringitis adalah radang di tenggorokan dan sekitarnya. Gejala faringitis timbul secara akut, yaitu demam, nyeri tenggorokan, pusing, dan bisa juga mual muntah. Apabila dilihat, tenggorokan berwarna merah dan tonsil membengkak. Inilah yang sering disebut dokter dengan leher merah atau sakit amandel. Namun perlu diingat bahwa tidak semua keluhan nyeri tenggorokan berarti faringitis. Anak dengan common cold pun bisa mengalaminya. Kalau lehernya merah perlu antibiotika? Tidak juga. Sebagian besar penyebab faringitis adalah adenovirus, yang juga sembuh sendiri tanpa antibiotika.
    Tonsilofaringitis bisa juga disebabkan bakteri, yang menyeramkan adalah Streptococcus A yang dapat menimbulkan komplikasi jantung, dan ginjal. Tonsilofaringitis yang ini perlu antibiotika. Bagaimana membedakannya dengan virus? Ini yang sulit. Tonsilofaringitis karena bakteri biasanya terlihat ada kotoran berwarna agak putih, napasnya juga bau. Diagnosis pasti dengan usapan tenggorokan, kemudian dikultur untuk melihat apakah benar ada bakteri.
    Difteri
    Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Kuman ini ditularkan melalui kontak dengan pasien saat batuk, bersin atau berbicara. Difteri menyebabkan terbantuknya selaput warna putih abu-abu kotor yang mudah berdarah bila disentuh dengan kapas. Selaput ini dapat menyebabkan sumbatan saluran napas sehingga anak dapat meninggal. Selain itu, difteri juga membentuk racun yang sangat jahat terutama terhadap jantung, yang juga dapat menimbulkan kematian.
    Difteri menyebabkan anak terlihat sangat lemas walau demamnya tidak begitu tinggi, batuknya seperti anjing menyalak (barking cough), dan bunyi menorok (stridor) saat menarik napas.
    Yang paling penting adalah pencegahan yaitu dengan memberikan imunisasi DPT sesuai jadwal. Imunisasi DPT sudah lengkap berarti anak terlindung dari difteri

    Croup
    Croup adalah peradangan di saluran napas atas yaitu di larings dan trakea. Penyebabnya adalah virus seperti parainfluenza, influenza, RSV, atau adenovirus.
    Pada croup terjadi batuk kering (barking cough), suara serak, dan suara mengorok saat anak menarik napas disebut sebagai stridor. Terlihat juga napas cepat, cuping hidung kembang kempis, terlihat tarikan/cekungan di dinding dada dan sela-sela iga. Gejala makin berat bila anak menangis. Biasanya tidak disertai gejala sulit menelan.

    Penyebab lain
    Apabila seorang anak kecil yang sehat tiba-tiba batuk hebat, kita perlu memeriksa apakah ada benda asing yang masuk ke saluran napas. Kondisi ini sangat berbahaya karena jalan napas anak bisa tersumbat total dan mengakibatkan kematian dalam waktu cepat. Tindakan yang harus dilakukan adalah segera mengeluarkannya dengan cara meletakkan anak dalam posisi terbalik yaitu kepala di bawah, kemudian menepuk punggungnya. Jika tidak berhasil, hubungi unit gawat darurat (UGD).

    Macam-macam penyebab batuk yang kronis

    Tuberkulosis atau TBC paru
    Penyakit TBC banyak ditemukan, bahkan Indonesia menempati urutan ketiga terbanyak di dunia setelah Cina dan India. Cuma, sebetulnya gejala utama TBC anak bukanlah batuk, melainkan:
    1. Nafsu makan hilang, pertumbuhan terganggu dan berat badan tidak naik walaupun diberi makan sebanyak-banyaknya.
    2. Demam berulang tanpa sebab yang jelas
    3. Malam-malam anak tetap berkeringat.
    4. Pembesaran kelenjar getah bening terutama di bagian samping leher, yang lebih dari satu dan tidak sakit.
    5. Gejala pernapasan: pada anak kecil, TBC tidak selalu disertai batuk, dahak, dan batuk darah seperti penderita dewasa. Pada anak yang lebih besar gejala TBC dapat seperti orang dewasa yaitu terdapat batuk dengan dahak dan bisa juga batuk darah.
    6. Kadang ada gejala saluran pencernaan yang aneh: diare terus-menerus yang tidak sembuh dengan pengobatan diare, benjolan di perut, atau perut membesar terisi cairan.
    7. Kalau ditanyakan dengan teliti, sering ada kontak erat atau serumah dengan penderita TB yang pemeriksaan dahaknya positif.
    Diagnosis TBC pada anak harus dengan test Mantoux. Dilakukan penyuntikan ke dalam kulit di lengan bawah, lalu dilihat keadaannya dalam 2-3 hari. Kalau Mantoux positif, terlihat benjolan berwarna kemerahan dengan garis tengah lebih dari 10 milimeter. Benjolan atau warna kemerahan tersebut sering masih terlihat sampai 1 minggu.
    Kalau test Mantoux positif, baru dilakukan rontgen dan pemeriksaan darah untuk menilai apakah TBC nya aktif atau tidak. Pengobatan TBC perlu waktu lama, minimal 6 bulan. Biasanya dalam 2-3 bulan terlihat nafsu makan membaik dan anak jarang demam. Kalau berat badan tidak naik, pikirkan diagnosis yang lain.

    Pertusis (batuk rejan)
    Penyakit ini sering disebut batuk 100 hari karena batuk baru hilang setelah 10-12 minggu. Semua anak batuk hebat, tetapi tidak semua anak mengeluarkan bunyi “nguuuk” yang khas.
    Pertusis disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis yang ditularkan melalui udara. Gejala awalnya mirip dengan infeksi saluran napas atas lainnya yaitu pilek dengan lendir cair dan jernih, mata merah dan berair, batuk ringan, demam ringan. Pada stadium ini, kuman paling mudah menular. Setelah 1-2 minggu, timbullah stadium kedua dimana frekuensi dan derajat batuk bertambah, disertai suara khas :nguuuk” tadi. Stadium penyembuhan terjadi 2-4 minggu kemudian, “nguuuk” hilang, muntah hilang, namun batuk bisa menetap hingga lebih dari 1 bulan.

    Aliran balik lambung (refluks gastroesofagus)
    Aliran balik isi lambung bisa naik kembali ke atas dan masuk ke saluran napas sehingga menimbulkan merangsang saluran cerna bagian atas yang bernama esofagus. Refluks sering sekali lolos dari diagnosis. Obatnya ya bukan obat batuk tetapi anti asam lambung atau untuk mengurangi asam lambung.

    Batuk karena post nasal drip
    Bila anak mengalami sinusitis, ingus sering menetes dari hidung ke belakang, ke tenggorok. Keadaan ini disebut sebagai post nasal drip. Karena itu anak menjadi batuk. Penyebabnya antara lain pilek karena alergi atau rinitis alergi dan radang rongga sinus atau sinusitis. Rinitis alergi sering dijumpai pada anak asma. Sinusitis perlu diobati hingga tuntas karena infeksi yang berlangsung lama dapat merusak permukaan sinus serta sering membutuhkan terapi bedah.

    Benda asing kecil
    Masuknya benda asing ke saluran napas dapat mengakibatkan penyumbatan dan berakhir fatal, khususnya bila benda tersebut berukuran besar. Namun benda asing yang kecil (misalnya kacang dan permen) bisa masuk lebih dalam ke paru-paru dan menyebabkan batuk selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
    Benda asing juga sering menyebabkan infeksi berulang. Karenanya, kita perlu hati-hati karena anak kecil suka sekali memasukkan segala macam benda di mulutnya. Jangan biarkan ia bermain tanpa pengawasan. Sebagai pencegahan, pilih mainan yang aman dan jangan berikan makanan berukuran kecil yang bisa membuatnya tersedak.

    Batuk kronik berulang
    Pengertian kronik dan berulang disini yaitu batuk yang berlangsung lebih dari 14 hari dan/atau tiga episode atau lebih dalam waktu tiga bulan berturut-turut.
    Sebagian besar batuk kronik berulang pada anak disebabkan asma. Batuk pada asma cenderung lebih berat pada malam hari dan mengganggu tidur. Bila asma tidak disertai mengi, melainkan hanya batuk kronik berulang saja, diagnosis sering terlambat.

    Kapan ke dokter?

    Anda perlu berkonsultasi ke dokter jika batuk disertai gejala-gejala berikut:

    1. Batuk disertai lendir atau dahak berwarna hijau, kecoklatan, kuning, bercampur darah, atau berbau tidak sedap.
    2. Nyeri dada.
    3. Sesak napas, atau napas lebih cepat dari biasanya.
    4. Terdengar bunyi ngik-ngik atau mengi (wheezing) saat anak menghembuskan napas.
    5. Terlihat warna kebiruan di bibir, wajah, lidah.
    6. Demam tinggi (khususnya pada bayi atau tanpa disertai pilek).
    7. Bayi < 3 bulan yang batuk-batuk lebih dari beberapa jam.
    8. Batuk pada malam hari.
    9. Terdengar suara khas (whoop) saat anak berusaha menarik napas setelah batuk-batuk hebat.
    10. Terdengar stridor (ngorok) saat anak menarik napas.
    11. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.

    Referensi

    UKK Pulmonologi PP IDAI. Pedoman nasional tuberkulosis anak. Jakarta: 2005.
    1. Wald ER. Croup. Dalam: McMillan JA, DeAngelis CD, Feigin RD, Warshaw JB, penyunting. Oski’s pediatrics. Edisi ketiga. Philadelphia: Lippincott; 1999. h. 1270-5.
    2. Boat TF. Chronic or recurrent respiratory symptoms. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ketujuh belas. Philadelphia: Saunders; 2004. h. 1401-4.
    Bersumber dari : www.anakku.net

    Jumat, 18 November 2011

    Disleksia – Salah Satu Penyebab Kesulitan Belajar

    "If a child cannot learn the way we teach we must teach him the way he can learn." Tugas para guru adalah menyesuaikan cara mengajar dengan kebutuhan anak.
    "I always knew there was something wrong, but no one would take any notice." Tujuh persen orang tua merasa bahwa anak mengalami dyslexia, tetapi mereka tidak tahu harus berbuat apa.
    There is little doubt that the three R’s — reading, ’riting and ’rithmetic — are crucial elements in the education of any child. When a child is unable to master the three R’s they become three D’s — dyslexia, dysgraphia or dyscalculia.

    Anak sulit belajar? Hal tersebut sangat menjadi momok bagi orang tua di jaman sekarang. Anak terpaksa les macam-macam, tidak ada waktu bermain, semua jadi sibuk mengajar anak. Eh… tidak tahunya anak mengalami dyslexia. Mau les sampai berjam-jam juga sia-sia.
    Kesulitan belajar merupakan istilah yang digunakan bila prestasi anak tidak sesuai dengan intelegensinya. Anaknya pintar, kok raportnya jeblok? Penyebabnya banyak. Yang paling sering dan sudah banyak diketahui misalnya ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dengan ciri sulit berkonsentrasi, impulsif atau berbuat dan berbicara tanpa pikir panjang, dan hiperaktif tidak bisa diam. ADHD bukan termasuk kesulitan belajar, tetapi merupakan masalah gangguan perilaku.
    Penyebab kesulitan belajar lain yang relatif masih jarang diketahui adalah kesulitan belajar spesifik, misalnya gangguan membaca (dyslexia), gangguan matematika (dyscalculia), dan gangguan mengekspresikan suatu hal dalam bentuk tulisan (dysgraphia). Dyslexia jarang ditemukan? Tidak juga. Di negara barat dyslexia terjadi pada 5-10% di antara anak sekolah. Anak laki-laki mungkin sedikit lebih banyak.
    Di antara ketiganya, yang paling banyak adalah gangguan membaca atau dyslexia. Istilah dyslexia sebenarnya merupakan suatu tipe dari gangguan membaca, tetapi sering dijadikan satu saja. Kali inipun kita gunakan istilah dyslexia yang lebih populer. Dyslexia adalah ketidak mampuan membaca sesuai umurnya, padahal intelegensinya normal. Kalau penyebabnya retardasi mental, tidak diajar membaca, tidak mendapat kesempatan belajar, atau ada penyakit fisik tidak termasuk dalam dyslexia.

    Mengapa dapat terjadi dyslexia?

    Dahulu dianggap bahwa dyslexia terjadi karena gangguan gerakan bola mata untuk membaca. Akibatnya banyak terapi ditujukan kepada fungsi mata, misalnya vison therapy. Pendapat ini ternyata tidak benar dan terapi seperti ini tidak dianjurkan lagi.
    Sudah diketahui bahwa ada beberapa perbedaan otak anak dyslexia dengan anak lain. Perbedaan pertama adalah bahwa otak anak dyslexia tidak menunjukkan asimetri pada pusat berbahasa di otak, di daerah temporal. Pada anak biasa, daerah temporal di otak kiri lebih besar dibandingkan kanan. Pada anak dyslexia, kiri dan kanan sama saja. Perbedaan kedua adalah bahwa pada anak dyslexia terdapat gangguan sel saraf di beberapa daerah otak yang berhubungan dengan kemampuan membaca, misalnya di daerah parietal dan temporal. Gangguan sel saraf ini sudah terjadi sejak anak masih dalam kandungan. Ada faktor keturunan? Ya pada sebagian kasus. Ada riwayat kesulitan membaca pada orang tua, paman atau nenek.

    Bagaimana ciri anak dengan dyslexia?

    Kemampuan anak dyslexia membaca jauh di bawah kemampuan anak seumurnya. Kesulitan yang dihadapi adalah kesulitan mengenal kata-kata, sulit mengeja, dan sulit mengartikan bacaan. Beberapa ciri berikut dapat digunakan untuk mendeteksi secara dini, walaupun dapat juga disebabkan oleh gangguan lain.
    Anak kecil
    1. Ada hari “baik” dan hari “buruk” tapa alasan jelas
    2. Sulit membedakan “di atas” dan “di bawah”, “ke dalam” dan “ke luar”
    3. Mengalami kesulitan dengan urutan, misalnya urutan warna. Di kemudian hari menjadi kesulitan mengurutkan nama hari atau mengurutkan angka.
    4. Riwayat keluarga dengan dyslexia
    Pra sekolah, kemampuan berbahasa
    1. Salah mengucapkan sesuatu berulangkali misalnya “obli” untuk “mobil”
    2. Susah mengingat nama benda yang sederhana, misalnya meja atau kursi
    3. Susah mengingat lagu anak-anak, dan urutan kata yang bunyinya sama, misalnya “kakak, kaki, kaku”
    4. Bicaranya terlambat
    Pra sekolah, kesulitan lain
    1. Cepat dapat berjalan tetapi tidak merangkak, ngesot
    2. Mengenakan sepatu sering terbalik
    3. Lebih senang mendengar cerita dibanding melihat tulisan
    4. Sering seperti tidak memperhatikan
    5. Sering tersandung, jatuh, menabrak sesuatu saat berjalan
    6. Sulit melempar, dan menangkap bola, melompat, bertepuk tangan menurut irama
    Usia sekolah, kemampuan berbahasa dan menulis
    1. Mengalami kesulitan membaca dan mengeja
    2. Salah menulis dan meletakkan gambar
    3. Sulit menghapal alfabet
    4. Huruf terbalik-balik, terutama “b” dan “d,” “tadi” dan “tapi”
    5. Menggunakan jari untuk menghitung
    6. Konsentrasi buruk
    7. Tidak mengerti apa yang dibaca
    8. Menulis lama sekali
    Usia sekolah, kesulitan lain
    1. Sulit mengenakan tali sepatu
    2. Sulit membedakan kanan-kiri, urutan nama hari atau nama bulan
    3. Sulit membedakan kanan-kiri
    4. Hilang rasa percaya diri

    Bagaimana seorang dokter atau psikolog dapat mendiagnosis dyslexia?

    Diagnosis dyslexia ditegakkan berdasarkan adanya perbedaan kemampuan intelegensi (yang menggambarkan kemampuan anak untuk belajar) dengan hasil yang diperoleh (yang menggambarkan prestasi anak sebenarnya). Walaupun demikian, tidak ada kesepakatan mengenai derajat perbedaan tersebut. Menurut kriteria, perbedaan tersebut adalah sekitar 15-30 point.
    Tentunya kemampuan intelegensi anak harus diuji untuk menyingkirkan kemungkinan retardasi mental. Selain itu, dilakukan juga pemeriksaan terhadap hal-hal yang mungkin merupakan penyebab kesulitan belajar, misalnya ada tidaknya ADHD, ada tidaknya gangguan mata dan telinga, atau penyakit lain.

    Apakah anak dyslexia dapat belajar membaca?

    Ya. Anak yang mendapat terapi yang efektif sejak TK dan kelas 1 SD menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan anak yang baru mendapat pertolongan setelah kelas 3 SD. Tetapi, kalau dyslexia terlambat ditangani hasilnya kurang baik. Sebanyak 74% anak yang sulit membaca di kelas 3 SD tetap mengalami kesulitan membaca di SMP, atau bahkan dewasa.
    Walaupun demikian, tidak ada kata terlambat untuk mulai membantu anak.

    Bagaimana pengobatan anak dengan dyslexia?

    Sayangnya tidak ada pengobatan dengan obat. Terapi ditujukan untuk mengatasi kesulitan belajar yang spesifik, dan sangat individual. Kemudian dilakukan perubahan cara pembelajaran dan lingkungan untuk membantu anak secara khusus.
    Tahap pertama adalah menentukan diagnosis dengan benar, kemudian melakukan berbagai pemeriksaan psikologis dan fisik.
    Kemudian disusul evaluasi lengkap mengenai kelemahan dan kelebihan anak, tentunya dengan bantuan guru di sekolah.
    Setelah itu, dilakukan pertemuan antara orang tua, guru dan profesional untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam memperbaiki cara belajar anak secara individual. Orang tua juga diberi petunjuk bagaimana membantu anak di rumah.

    Akan jadi bagaimana di kemudian hari?

    Sulit untuk menentukan keadaan anak di kemudian hari. Dyslexia menyebabkan gejala yang berbeda jenis dan beratnya pada masing-masing orang. Masa depan lebih baik bila dyslexia cepat dikenal dan ditangani, dengan bantuan keluarga, teman dan guru. Rasa percaya diri yang tinggi akan sangat membantu, juga proses belajar yang khusus.
    Harus diingat bahwa anak dengan dyslexia sering menunjukkan kemampuan luar bisa misanya sangat inovatif, memecahkan masalah dengan sangat baik, kreatif dan berpikir lateral. Banyak orang dyslexia menjadi orang sangat sukses. Beberapa contoh misalnya:
    • Ann Bancroft – Wanita pertama yang menyeberangi es di kutub utara dan selatan. www.yourexpedition.com
    • David Boies – Pengacara yang mempunyai klien sangat terkenal, misalnya wakil presiden Amerika dahulu Al Gore, Jr., Napster, dan Departemen Kehakiman Amerika dalam menghadapi Microsoft.
    • Whoopi Goldberg – Bintang film dengan Academy Award untuk perannya dalam "Ghost," www.whoopi.com
    Orang-orang tersebut berjuang melawan dyslexia, dan berhasil mengalahkannya.

    Referensi

    1. Kronenberg WG, Dunn DW. Learning Disorders. Neurol Clin N Am 2003;21:941-952
    2. Bub D. Alexia and related disorders. Neurol Clin N Am 2003;21:549-568
    3. Olitsky SE, Nelson LB. Reading disorders in children. Pediatr Clin N Am 2003;50:213-224
    4. British Dyslexia Association. www.bdadyslexia.org.uk
    5. International Dyslexia Association. www.interdys.org
    Bersumber dari : www.anakku.net

    Kamis, 17 November 2011

    Saat Tepat Minum Antibiotik

    Antibiotik adalah obat nomor dua paling sering digunakan setelah obat antidepresan. Namun juga paling sering disalahgunakan. Efeknya, selain merugikan buat si pasien, juga terjadi resistensi alias kuman tak mempan lagi yang akhirnya bisa berbahaya untuk kehidupan manusia.Kuman penyebab infeksi telinga tengah seperti Streptoccocus pneumoniae, Hemophilus influenza, dan Moraxella catarrhalis dikatakan banyak yang tak mempan lagi akibat pemakaian antibiotik yang berlebihan. Belum lagi pemakaian antibiotik yang bisa membunuh banyak kuman atau mahal dengan alasan tak jelas, menambah rentetan masalah akibat antibiotik.  

    Gunakan secara rasional

    Setiap kali kita membaca kemasan antibiotik, selalu tercantum tulisan “Harus dengan resep dokter”. Mengapa? Karena keputusan untuk menggunakan antibiotik tak sembarangan dan hanya bisa dilakukan oleh orang yang tepat. Setelah memutuskan menggunakan antibiotik, selanjutnya dipilih jenis yang paling sesuai dengan mempertimbangkan; efektivitas,
    keamanan, kenyamanan, kecocokan, serta harga. Terutama untuk anak-anak, antibiotik perlu diberikan secara hati-hati karena mereka masih dalam tumbuh kembang.

    Bagaimana antibiotik digunakan?

    Secara umum, antibiotik digunakan untuk tiga kepentingan, yaitu terapi empiris, definitif, dan pencegahan.
    Empiris
    Pemberian antibiotik secara empiris biasanya merupakan terapi awal sebelum data laboratorium ada, dan ini yang paling sering dilakukan. Tentunya harus diberikan dengan banyak pertimbangan berdasarkan educated guess (dugaan berbasis pengetahuan). Jadi, dokter menyimpulkan dari gambaran penyakit tertentu yang mengarah pada kuman tertentu. Misalnya; infeksi kulit paling sering disebabkan kuman stafilokokus atau streptokokus, sedangkan infeksi saluran kemih didominasi kuman gram negatif seperti E. coli, Enterobakter, dan golongan Proteus. Kuman Hemophilus influenza dan morazella sering ditemukan pada radang telinga tengah dan sinusitis (radang sinus).
    Pemberian antibiotik secara empiris dilakukan sesuai dengan kuman terbanyak yang ada di daerah tersebut yang diperoleh dari penelitian.
    Definitif
    Terapi definitif dilakukan setelah kuman ditemukan lewat biakan kuman atau uji kepekaan. Antibiotik yang dipilih idealnya dapat membunuh bakteri penyebab, tepat sasaran, bisa ditoleransi pasien, dengan mempertimbangkan umur anak, keadaannya, adanya penyakit atau
    komplikasi, fungsi ginjal, hati, dan sebagainya. Terapi ini memang ideal namun kelemahannya adalah faktor waktu. Biakan kuman dan uji kepekaan membutuhkan waktu 3-7 hari dan ini menyulitkan terutama pada infeksi yang berat.
    Terkadang dokter memberikan kombinasi dua antibiotikdengan tujuan mengobati infeksi yang belum jelas kuman penyebabnya, infeksi multipel, serta meningkatkan aktifitas obat dan untuk mencegah resistensi. Tapi cara ini tidak dianjurkan untuk pemakaian antibiotik jangka lama.
    Profilaksis (pencegahan)
    Pada keadaan tertentu antibiotik digunakan untuk mencegah penyakit. Biasanya digunakan pada infeksi saluran kemih berulang, pasien dengan transplantasi organ tubuh atau pasien dalam kemoterapi maupun tindakan bedah.
    Untuk anak yang sakit dan datang ke praktek dokter, pengobatan antibiotik kebanyakan diberikan secara empiris. Selain karena sulit mengontrol apakah si anak akan kembali ke dokter yang sama, juga dibatasinya waktu untuk mendiagnosis penyakit. Biasanya yang tersulit adalah menentukan penyebab virus atau bakteri terutama pada infeksi saluran napas yang
    mencakup organ telinga, hidung, dan tenggorokan, serta saluran napas bawah, demikian juga infeksi saluran cerna.

    Penyakit yang sering dikaitkan dengan penggunaan antibiotik.

    Faringitis akut
    Faringitis akut atau radang faring akut sebagian besar disebabkan virus, sedangkan jenis bakterinya antara lain streptokokus beta hemolitikus grup A, streptokokus grup C, kuman anaerob dan campuran berbagai kuman. Sulit membedakan apakah penyebabnya virus atau bakteri, namun kebanyakan faringitis akut akan sembuh sendiri.
    Kuman streptokokus beta hemolitikus grup A bila dibiarkan dapat menyebabkan penyakit berbahaya, jadi pada kasus ini antibiotik perlu diberikan. Gejalanya; plak pada amandel anak, kelenjar getah bening leher bagian depan membengkak, tidak disertai batuk, dan suhu meningkat hingga 380C.
    Bila ditemukan tiga dari empat gejala tersebut, kemungkinan penyebab kuman itu mencapai 75 persen. Antibiotik yang diberikan antara lain golongan penisilin V diminum sepuluh hari atau Benzathine penicilin G disuntikkan satu kali. Pilihan obat lain yang bisa digunakan adalah Eritromisin. Faringitis akut yang lain cukup diobati dengan obat pereda gejala (simptomatik).
    Otitis media akut (radang telinga tengah)
    Otitis media akut (OMA) sering ditemukan pada anak usia 7 bulan – 3 tahun. Penyebabnya bakteri dan virus. Biasanya didahului oleh infeksi saluran napas atas seperti batuk pilek. Gejalanya gendang telinga membenjol, ada cairan keruh di rongga telinga tengah. Kecurigaan bisa bertambah pada anak yang orangtuanya perokok, menggunakan dot atau empeng, atau
    dititipkan di Tempat Penitipan Anak. Gejalanya mendadak dengan keluhan sakit telinga dan keluar cairan dari telinga. Bila diperiksa, membran timpani tampak berwarna kuning atau kemerahan serta ada cairan di rongga telinga tengah. 
    Umumnya OMA sembuh tanpa antibiotik, namun masih banyak dokter meresepkan antibiotik. Alasan tersering adalah orangtua minta antibiotik.
    Banyak orangtua tidak sabar menunggu hasil terapi simptomatik dan tidak tega melihat anaknya gelisah akibat penyakitnya.
    Jika pun harus diberikan antibiotik, pilihan pertama adalah obat turunan penisilin, sefalosporin, kotrimoksazol, dan makrolid. Ada pula dokter yang menunggu hingga 2-4 hari untuk melihat
    perkembangan penyakitnya. Kecuali, untuk anak di bawah usia 6 bulan, antibiotik wajib diberikan meski diagnosis belum tepat benar.
    Rinosinositis akut (radang sinus dan hidung)
    Sinusitis adalah peradangan sinus hidung yang hampir selalu berawal atau dimulai dengan radang hidung (rinitis) alias pilek.
    Sinusitis yang disebabkan bakteri sering didahului oleh infeksi virus, tetapi dapat pula menyertai kondisi lain seperti alergi hidung, kelainan anatomi hidung, polip, daya tahan kurang, rinitis karena obat, atau ada fungsi lapisan hidung yaitu mukosiliar yang terganggu.
    Kuman yang sering menyebabkan sinusitis adalah Streptoccocus pneumoniae dan Hemophilus influenza, dapat pula Morazella catarrhalis, Staphyloccocus aureus, kuman anaerob ataupun virus, jarang oleh jamur. Gejalanya mirip batuk pilek biasa disertai hidung mampet, lendir di tenggorokan, nyeri pada wajah. Diagnosisnya tidak mudah dan kuman penyebab sering berbarengan antara virus dan bakteri. Namun, cairan hidung yang kental
    dan keruh disertai gejala batuk pilek yang mulai menyembuh tapi menjadi berat lagi lebih mengarah pada infeksi bakterial.
    Bagaimana pemberian antibiotik? Banyak kasus sembuh sendiri tanpa pemberian antibiotik. Dengan atau tanpa antibiotik, kasus rinosinusitis membaik dalam 7 -10 hari. Bila 7-11 hari belum ada perbaikan, antibiotik dapat diberikan. Pilihannya adalah penisilin, makrolid, sefalosporin, dan kotrimoksazol. Antibiotika harus diminum selama 7-14 hari tetapi ada yang
    mengatakan hingga 21 hari. Obat Antihistamin dan dekongestan atau kombinasinya
    serta pengencer dahak masih diragukan efektivitasnya namun cukup melegakan.
    Infeksi lain
    Infeksi seperti infeksi kulit dan jaringan lunak, pneumonia atau radang paru-paru, infeksi saluran cerna, infeksi saluran kemih perlu juga mempertimbangkan apakah bakteri adalah biang keladi di balik semua itu.

    Referensi:

    1. Centers for disease control and prevention (CDC) media relation. Global
      resistance to antibiotics. From the NIH, Spetember 17, 2003.
    2. Froom J, Culpepper L, Jacobs M. Antimicrobial for acute otitis media? A
      review from the international primary care network. Brit Med J 1997;315:98-102
    3. Steinman MA,Gonzales R, Lindr JA, Landefelt CS. Changing use of antibiotics
      in community-based outpatient practice. Arch Intern Med. 2003;138:525-33

    Bersumber dari : www.anakku.net

    Rabu, 16 November 2011

    Begini Cara Brokoli Mengalahkan Kanker


    LONDON, KOMPAS.com — Julukan brokoli sebagai superfood bukanlah hal yang baru. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa sayuran yang satu ini memang memiliki sejenis kandungan alami yang dapat melawan sel kanker.

    Berdasarkan kabar terbaru, para ahli di Inggris telah berhasil mengidentifikasi kandungan antikanker tersebut dan menjelaskan mekanisme zat ini berinteraksi dengan gen-gen yang bertanggung jawab dalam perkembangan kanker.

    Seperti dipublikasikan dalam jurnal BioMed Central Molecular Cancer edisi terbaru, para ahli menguraikan bagaimana zat antikanker yang disebut sulforaphane ini bekerja. Secara sederhana, sulforaphane menetralkan sejenis gen yang disebut PTEN. Gen tersebut terlibat dalam pembentukan sel kanker prostat.
    Dalam kondisi normal, PTEN akan menghambat perkembangan kanker. Akan tetapi, dalam sel-sel tertentu, gen ini justru menghilang dan inilah yang kemudian bakal memicu pertumbuhan penyakit kanker.
    Hadirnya sulforaphane tampaknya mampu mengurangi pengaruh sel-sel yang kehilangan PTEN tersebut dan dapat mencegah kanker untuk tumbuh dan berkembang.

    Kesimpulan ini diperoleh setelah para ilmuwan di Institute of Food Research Norwich Research Park melakukan serangkaian penelitian. Para ahli menggunakan jaringan prostat dari tubuh pria dan sel-sel kanker dari tikus. Penemuan ini tentu menjadi harapan baru bagi terciptanya suatu terapi bagi kanker prostat yang menyerang sekitar 36.000 pria setiap tahun.

    Selasa, 15 November 2011

    Ancaman zat kimia di balik plastik

    Botol susu bisa jadi piranti terpenting bagi bayi saat ibundanya tak bisa memberi ASI secara langsung, misalnya saat ibu bekerja atau bila bayi terpaksa minum susu formula. Hampir semua botol susu menggunakan polikarbonat yang ternyata ditengarai mengandung zat berbahaya.

    Zat itu bernama BPA

    Polycarbonate adalah bahan plastik yang sering dipakai untuk peralatan makan dan minum bayi, terutama botol susu. Policarbonate mengandung suatu zat disebut bisphenol A (BPA) yang ternyata –lewat serangkaian penelitian hewan- memiliki sifat akumulatif dan racun terhadap tubuh.
    Sebenarnya BPA bukanlah barang baru. Tahun 1936, BPA sudah ditemukan oleh peneliti inggris namun belumlah “popular” karena masih jarang ditemukan di benda-benda plastik dan belum banyak dipakai untuk wadah makanan. Baru tahun 1993, Aruna V. Khrisnan dan David Feldman dari Stanford University school of medicine secara tak sengaja menemukan hal aneh. Piranti laboratorium yang mereka gunakan saat meneliti sel ragi mengeluarkan zat seperti estrogen setiap kali disterilkan. Ujungnya, barulah diketahui, piranti itu terbuat dari polikarbonat dan zat yang dikeluarkannya adalah BPA.
    Kejadian tak disengaja itu mungkin suatu awal, karena saat ini banyak wadah makanan mengandung polikarbonat, yang artinya, BPA telah menjadi problema tersendiri. Botol susu, misalnya, ketika baru dipakai, sudah bisa mengeluarkan BPA saat dipanaskan dengan air 900C meski jumlahnya masih sangat kecil. Apalagi, botol susu yang sudah banyak tergores, bisa mengeluarkan BPA hingga 10-28 kali lipatnya. Makin dingin air yang dicampurkan, makin kecil kandungan BPA yang dikeluarkan.

    Efek BPA

    Profesor Fred Vom Saal, seorang peneliti senior di Missouri-Columbia University menemukan zat kimia ini –meski pada dosis kecil- berkaitan dengan berbagai gangguan seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder, gangguan sperma, hingga penyakit parkinson. Menurut beliau, bila dikonsumsi saat periode tumbuh kembang, zat ini dapat mempengaruhi produksi dopamin otak secara permanen yang bila kekurangan atau berlebihan dapat menyebabkan penyakit. Selain itu, zat ini juga mengganggu perkembangan saluran kemih dan tiroid. Ini juga didukung dengan penelitian di jepang, negara dengan produksi BPA tinggi. Bahkan, BPA sudah dapat diserap lewat plasenta sehingga telah menimbulkan efek saat di kandungan.
    Semua efek BPA salah satunya disebabkan BPA mengganggu proses yang berkaitan dengan hormon, khususnya hormon estrogen. “Efek ini bahkan sudah terlihat pada dosis yang rendah, untuk amannya, batas aman haruslah 1000 kali lebih rendah dari dosis yang bisa menimbulkan efek samping” jelas Profesor Freed Vom Saal. US environmental protection agency menetapkan batas aman BPA adalah 0.05 mg/kgbb/hari.
    Mengganti dengan zat lebih aman

    Meskipun penelitian kebanyakan masih dilakukan pada hewan, beberapa badan dunia seperti WWF mengkampanyekan bahaya zat ini bila dikonsumsi berlebihan pada manusia. Untungnya teknologi telah memungkinkan mencari alternatif plastik yang bebas BPA, apalagi untuk wadah makanan yang tiap hari akan digunakan seperti botol susu. Salah satu zat yang digunakan adalah PES (polyether Sulfone), sejenis polimer yang transparan, tahan terhadap pemanasan, dan juga tak mengandung BPA. Botol PES saat inni bahkan telah menjadi standar baru di Eropa, USA, Jepang, Korea, dan Taiwan.

    Referensi

    1. Mair L. The hidden danger in your baby’s bottle. Evening Standard, 25 Januari 2005
    2. Yyapp R. Claim on baby bottle danger is dismissed by british experts. Daily mail, 26 Januari 2005
    3. Sakaue M, Ohsako S, Ishimura R, Kurosawa S, Kurohmari M, Hatashi Y, et al. Bisphenol-A affects spermatogenesis in the adult rat even at a low dose. J Occup Health 2001; 43:185.p185-90
    4. Raloff J. What’s coming up of baby bottles. www.sciencenews.org
    5. Polyether sulfone (PES) for baby feeding bottles. www.etpolymers.com

    Bersumber dari : www.anakku.net