Kamis, 03 November 2011

Adakah Kata Sembuh bagi Epilepsi?

Jika putra atau putri Anda terserang epilepsi tak perlu malu. Epilepsi bukan penyakit kutukan. Segera cari pertolongan dokter.

Anggapan orang bahwa epilepsi selalu ditandai dengan kejang dan mulut mengeluarkan busa perlu dikoreksi. Gejala epilepsi bisa sangat beragam, mulai dari yang ringan hingga berat.

Gejala yang ringan bisa jadi hanya berupa gerakan ritmik lengan/ jari ringan, atau anak kelihatan diam sesaat (bengong). Pada jenis epilepsi yang lain, seorang anak yang sedang berjalan tiba-tiba terjatuh tanpa sebab.

Berdasarkan bangkitannya, epilepsi dibagi menjadi 2: umum dan fokal. Keduanya dibagi lagi berdasarkan penyebabnya, yakni idiopatik dan simtomatik. Pada kejang umum seluruh anggota badan dan tubuh kejang kaku atau kelojotan disertai hilangnya kesadaran. Pada kejang fokal sederhana anak tidak mengalami hilang kesadaran hanya tangan yang mengalami kejang. Anak sadar dan dapat bercerita apa yang sedang terjadi. Sedangkan pada kejang fokal kompleks, anak mengalami kehilangan kesadaran.


Apa Penyebabnya?

  • terkait faktor genetik
  • trauma kepala
  • infeksi pada otak
  • kelainan bawaan sejak lahir
  • kelainan metabolisme tubuh

Epilepsi idiopatik biasanya disebabkan oleh faktor genetik, berespon baik dengan pengobatan perkembangan anak berjalan normal, sebaliknya pada yang simtomatik perkembangan anak tidak normal, serta respon terhadap pengobatan kurang baik. Untuk memastikan diagnosis, dilakukan pemeriksaan EEG, sedangkan untuk mencari penyebabnya, dilakukan serangkaian pemeriksaan seperti:

  • CT Scan/ MRI
  • Analisa kromosom
  • Pemeriksaan metabolik

Jelas bahwa epilepsi bukan penyakit kutukan, tidak menular, dan bisa disembuhkan. Jadi, saatnya menghapuskan stigma kepada penderita epilepsi.
Bagaimana pengobatannya?

Dengan penanganan yang tepat, 80% penderita epilepsi menunjukkan respon pengobatan yang bagus. Dengan catatan:

  • Minum obat secara teratur.
  • Hindari pencetus (makan tidak teratur, kelelahan, stres fisik dan psikis, kurang tidur).
  • Jika anak sakit cepat berobat, karena demam tinggi, diare, atau muntah yang menyebabkan kekurangan cairan dan elektrolit dapat mencetuskan kejang.
  • Pada epilepsi fotosensitif, hindari cahaya yang berkedip-kedip seperti dari komputer, TV, playstation, video, dan sebagainya.

Dari catatan di atas, jelas terlihat bahwa penderita epilepsi membutuhkan hidup teratur atau pola hidup sehat.

Khusus pada remaja putri yang baru saja mendapat menstruasi perlu perhatian khusus, karena perubahan hormonal yang terjadi bisa memicu terjadinya kekambuhan epilepsi.

Uniknya, tidak semua epilepsi perlu diobati, jika interval antara kejang pertama dengan kejang berikutnya. Lebih dari 6 bulan, maka tidak perlu obat.

Jadi, tak perlu kawatir secara berlebihan, karena ada jalan bagi penderita epilepsi. Dengan mengenali secara dini, maka putra-putri Anda akan mendapat penanganan yang tepat.
Pertolongan Pertama bagi Epilepsi

Tidak perlu panik mendapati anak epilepsi, lakukan langkah berikut sebagai pertolongan pertama:

  • Baringkan anak di tempat yang rata.
  • Longgarkan pakaiannya, agar napasnya tidak sesak.
  • Miringkan tubuhnya.
  • Jangan memasukkan apapun ke dalam mulutnya.

Referensi:

  • http://www.edomont on epilepsy.org
  • The epilepsies: Seizures, syndromes and management. Bladdon Med Publishing, 2005.
Bersumber dari : www.anakku.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar