Senin, 28 November 2011

Kelainan Kaki Si Kecil

Anak Anda jalan berjinjit? Hati-hati, mungkin ia bukan sedang latihan balet. Tetapi ada kelainan kaki yang harus dikoreksi. Semakin cepat diketahui dan ditangani, semakin besar harapan untuk diperbaiki. Ketika lahir, fungsi kaki anak belum tumbuh dengan baik, perlu waktu sekitar 18 tahun untuk tumbuh menjadi kaki dewasa. Proses tumbuh kembang ini akan terus berjalan karena sendi-sendi pada tungkai dan kaki anak masih bisa berputar. Selain asupan gizi, kekokohan kaki juga dipengaruhi oleh stimulasi sehari-hari yang diterima kaki anak.
Karena satu dan lain sebab, kesehatan kaki terabaikan. Mulai dari perlakuan yang keliru sampai pemilihan sepatu yang kurang tepat.

Problem yang umumnya muncul pada kaki antara lain;

  • Kaki berbentuk “O” (genu varum)
  • Kaki berbentuk “X” (genu valgum)
  • Telapak kaki rata/tanpa lengkungan (flatfeet)
  • Jalan berjinjit
  • Berjalan dengan kaki ke arah dalam atau luar
Yang disebut kaki adalah telapak kaki, sedangkan pergelangan kaki hingga paha disebut tungkai. Gangguan telapak kaki dapat merusak struktur kaki, sebab titik berat badan juga tidak akan jatuh pada tempat yang tepat/ normal. Sedangkan kelainan pada tungkai dapat menyebabkan kaki “O” atau “X”.

Jalan jinjit

Dapat menyebabkan tumit belakang menjadi pendek bila terjadi pada masa pertumbuhan. Akibatnya anak tidak mampu menapak. Kelainan seperti ini dapat dikoreksi dengan stretching secara aktif, yaitu dalam bentuk latihan tertentu atau secara pasif dengan alat bantu. Namun bila sudah dalam kondisi yang cukup berat maka perlu dioperasi oleh dokter spesialis ortopedi.

Kaki berbentuk flat

Sering menimbulkan keluhan cepat lelah, bahkan akan menjadikan masalah lagi bila mengubah sudut-sudut rotasi tungkai sehingga postur tubuh menjadi tidak normal. Dalam kondisi demikian maka titik berat tubuh tidak jatuh pada posisi yang tepat. Bentuk kaki menjadi tidak proporsional pada masa pertumbuhan kadang kala dapat menyebabkan pertumbuhan tulang tungkai menjadi tidak sama panjangnya.

Penyebab kelainan kaki

  • Faktor keturunan dan pertumbuhan
  • Posisi duduk saat menonton televisi, kaki membentuk huruf “W”
  • Kebiasaan tidur seperti kodok dalam waktu lama
  • Penggunaan guling lebih pendek
  • Posisi menggendong yang keliru
  • Pemakaian diaper saat anak mulai belajar berjalan
  • Pemakaian babywalker sebelum waktunya atau posisi kedudukannya tidak pas. Kaki belum kuat menopang berat badan, akibatnya salah satu kaki akan ‘dipaksa’ untuk menopang berat badan.
  • Pemakaian alas kaki yang salah

Pemeriksaan tungkai anak

Dokter akan melakukan anamnesa dengan orangtua anak, untuk mengetahui keluhan dan penyebab.
Kondisi tungkai diperiksa dalam keadaan statis (berdiri dan berbaring) dan dinamis (berjalan)
Secara komputerisasi akan dilakukan foot scan untuk mengetahui beban kaki saat berdiri, kelainan bentuk kaki, sudut atau putaran tulang yang salah.

Terapi

Dinilai dari segala permasalahannya maka terapi yang diberikan dapat berupa pemakaian insole, sepatu, alat bantu khusus yang dibuat sesuai kebutuhan untuk memperbaiki sudut kaki dan rotasi tulang, baik dalam keadaan statis dan dinamis. Sepatu menggunakan insole atau outsole khusus sesuai struktur telapak kaki, dan harus digunakan selama kurang lebih 8 jam dalam sehari. Terapi harus mampu memperbaiki cara berjalan anak. Dalam hal ini dibutuhkan peran orangtua untuk secara rutin mengontrol, dan membawa anak berkonsultasi 3 bulan sekali.
Latihan/gait training dibantu dengan beberapa alat seperti ergocycle, treadmill, rubber band atau rubber tube, window shade carpet, dan sebagainya. Selama terapi seorang anak akan didampingi oleh seorang fisioterapis.
Kelainan tungkai yang menyebabkan cara berjalan anak menjadi tidak normal banyak terjadi di masyarakat, namun tidak atau belum dianggap sebagai kasus serius. Kelainan tungkai sering dianggap sebagai masalah sekunder dan cenderung diabaikan. Padahal kaki harus merupakan fondasi yang baik dan kokoh sehingga jika tidak ditangani dengan baik, akan mempengaruhi postur tubuh, misalnya saja bungkuk, tulang belakang menjadi miring ke salah satu sisi.

Sampai usia 7 tahun

Pemeriksaan sebaiknya dilakukan sesegera mungkin, makin dini ditangani makin besar keberhasilannya. Sampai usia 7 tahun masih mungkin untuk dilakukan koreksi. Mengapa demikian? Karena pertumbuhan dan rotasi tulang tungkai hanya akan berlangsung sampai anak berusia 7 tahun. Sesudah itu rotasi tungkai akan semakin berkurang.

Referensi

  1. Clinical Pediatric Orthopaedic
  2. Pediatric Orthopaedic Secrets
Bersumber dari : www.anakku.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar