Kamis, 10 November 2011

Infeksi Toksoplasma Mengincar Kehamilan

Hati-hati dengan kehamilan Anda, jangan sampai kebahagiaan menjadi calon ibu pupus gara­­­­­-gara infeksi Toksoplasma.
 
Pagi itu, Agnes yang sedang hamil muda tiba-tiba mengalami perdarahan dari vagina. Ia tahu, wanita yang hamil muda bisa mengalami bercak dan perdarahan yang tidak berbahaya, tapi kali ini ia cemas, ia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan kehamilannya. Benar saja, dokter memastikan Agnes keguguran, akibat
infeksi toksoplasma. Dari pemeriksaan laboratorium, ditemukan adanyapeningkatan antibodi terhadap toksoplasma.
 
Mengapa bisa terjadi, padahal selama ini ia telah berusaha menghindari kucing, yang diketahui sebagai penular kuman yang dapat mengakibatkan keguguran. Tangis Agnes meledak, begitu lama ia menunggu, dan impian memperoleh momongan kini hilang sudah.

Awas Infeksi TORCH

Meskipun kehamilan merupakan hal biasa, tetapi ibu hamil perlu berhati-hati dalam kesehatannya. Bukan hanya untuk menghindari keguguran, tetapi juga agar calon bayi mendapatkan awal kehidupan yang baik. Karena itu, sebelum dan selama hamil perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan. Dokter
akan mengecek beberapa hal untuk mencegah terjadinya komplikasi, antara lain penyakit diabetes, hipertensi, beberapa penyakit infeksi, dan anemia, sekalipun ibu hamil tidak mengalami gejala tersebut. 
 
Saat ini, infeksi masih menjadi masalah dalam bidang kebidanan (obstetri), walaupun tidak segawat waktu dulu, di mana proses melahirkan dikenal sebagai perjuangan hidup mati bagi para ibu. Selain berpengaruh pada sang ibu, infeksi yang terjadi pada ibu hamil dapat menular kepada bayinya melalui plasenta (ari-ari) atau kontak langsung dengan penginfeksi (sumber infeksi) yang terdapat di jalan lahir.
 
Sejak 30 tahun lalu, perhatian ditujukan pada TORCH, sebutan untuk sekelompok kuman penginfeksi, yaitu Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan virus Herpes simpleks tipe 2. Dan infeksi Toksoplasma merupakan salah satu infeksi yang paling banyak menyita perhatian kalangan medis maupun masyarakat.
Toksoplasma
Infeksi Toksoplasma biasanya tanpa gejala, atau kadang disertai gejala ringan menyerupai flu, dan pada umumnya tidak menimbulkan masalah. Namun, infeksi yang terjadi pada saat ibu sedang hamil dapat menular kepada janin yang dikandungnya, dan risiko kerusakan pada janin semakin parah bila infeksi terjadi semakin awal. Akibatnya dapatberupa keguguran atau gangguan berat pada bayi yang dilahirkan sepertimembesarnya kepala (hidrosefalus), gangguan pada mata (korioretinitis), dan keterbelakangan (retardasi) mental. Infeksi yang terjadi setelah usia kehamian 24 minggu biasanya bersifat sub-klinis (tidak bergejala), di mana sebagian bayi yang terinfeksi tampak sehat-sehat saja pada saat lahir, tetapi apabila tidak diobati, maka dalam perjalanan usia menuju remaja, akan muncul gejala berupa gangguan mata, pendengaran dan keterlambatan perkembangan. 
 
Toksoplasmosis merupakan penyakit yang sering dijumpai di daerah yang mempunyai kebiasaan memelihara kucing, karena kucing yang terinfeksi merupakan sumber penularan kuman Toxoplasma gondii yang terdapat pada kotorannya (feses) dalam bentuk ookista. Setelah tiga hari berada
di alam, ookista ini akan menjadi sumber infeksi dan dapat bertahan hidup hingga beberapa tahun di dalam tanah yang lembab. Kebal terhadap deterjen biasa, tetapi dapat dihancurkan dengan cara pemanasan kering, pemanasan atau pembekuan. Manusia dapat terinfeksi melalui daging hewan yang terinfeksi, buah-buahan dan sayur yang tercemar dan tidak dimasak dengan baik, atau kontak
langsung dengan sesuatu yang tercemar oleh kotoran kucing.

Mendeteksi Infeksi Toksoplasma

Diagnosis infeksi Toksoplasma secara klinis sulit ditegakkan, karena gejalanya yang tidak khas (spesifik), bahkan sebagian besar tidak bergejala, sehingga untuk mendapatkan diagnosis yang tepat mutlak diperlukan pemeriksaan laboratorium.

Mendeteksi infeksi Toksoplasma

Pemeriksaan Anti-Toksoplasma IgG dan Anti-Toksoplasma IgM disarankan untuk orang yang diduga terinfeksi, wanita yang akan hamil, wanita yang baru atau sedang hamil yang hasil pemeriksaan sebelumnya negatif atau belum pernah diperiksa, dan bayi yang baru lahir dari ibu yang terinfeksi
(kadang-kadang diperlukan pemeriksaan Anti-Tokoplasma IgA untuk meningkatkan kemampuan deteksi adanya infeksi bawaan).
 
Infeksi Toksoplasma dapat bersifat laten, tetapi yang berbahaya adalah infeksi primer (infeksi pertama kali) yang terjadi di saat kehamilan, terutama pada trimester pertama. Karena itu, bila pemeriksaan yang dilakukan pada saat awal kehamilan menunjukkan hasil yang positif terinfeksi, maka perlu dilihat lebih lanjut apakah infeksi tersebut baru pertama kali terjadi, atau telah lama berlangsung. 

Untuk itu pemeriksaan yang dibutuhkan adalah Aviditas Anti-Toksoplasma IgG. Bayi yang lahir sehat tanpa
cacat merupakan idaman ibu hamil. Karena itu, ibu hamil perlu merawat kehamilannya sejak dini dengan memeriksakan diri secara teratur ke dokter, menjaga kebersihan dan mengonsumsi makanan bergizi. Namun, mengingat infeksi Toksoplasma pada umumnya tidak bergejala atau dengan gejala yang tidak khas, maka seringkali luput dari pengamatan dokter. Oleh sebab itu, untuk membantu ibu hamil merawat kandungannya sejak dini, sebaiknya dilakukan pemeriksaan Toksoplasma pada awal kehamilan

Mereka yang ‘wajib’ periksa Toksoplasma

  1. Wanita yang berencana hamil.
  2. Wanita yang tengah hamil, bila hasil sebelumnya negatif atau belum pernah diperiksa. Idealnya dipantau setiap 3 bulan sekali.
  3. Bayi baru lahir dari ibu yang terinfeksi pada saat hamil. Untuk memastikan adanya infeksi bawaan, sering diperlukan pemeriksaan tambahan.
Referensi :
  1. Pedersen, B.S.Prof. Infeksi TORCH Pada Kehamilan. Forum Diagnosticum, Laboratorium
    Klinik Prodia, 1997
  2. Remington, J.S. & Klein. J.O. Infectious Diseases of the Fetus & Newborn Infant 4th ed. WB Sanders Company, Philadelphia, 1995
  3. Isada, C.M. et.al. Infectious Diseases Handbook. Lex-comp Inc., Ohio, 1996.
Bersumber dari : www.anakku.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar