Rabu, 28 Desember 2011

Mengenang Tragedi di Museum Tsunami Aceh

Museum Tsunami Aceh (Harris Maulana/ACI) 
 
Senin kemarin, tepatnya tanggal 26 Desember adalah hari peringatan tujuh tahunnya peristiwa tsunami yang memporakporandakan Aceh. Peristiwa tragis yang merenggut lebih dari 200.000 korban jiwa dan menghancurkan hampir setengah wilayah provinsi tersebut. Kini, peristiwa tersebut seolah terekam dan menjadi sebuah pelajaran bagi kita di Museum Tsunami Aceh.

Museum ini didirikan tahun 2009 oleh M Ridwan Kamil, seorang dosen arsitektur dari Institut Teknologi Bandung, yang memenangkan sayembara lomba desain Museum Tsunami Aceh. Museum yang berdiri dengan gagah dan megah ini berada di Banda Aceh dan berjarak sekitar 1 km dari Masjid Raya Banda Aceh. Desain museum ini adalah penggabungan dari Rumoh Aceh, yang bertipe panggung, dengan konsep escape building hill yang berupa bukit untuk evakuasi bencana tsunami.

Museum ini seolah menjadi saksi bisu dan guru bagi Anda. Tempat ini akan berkisah tentang kejadian pilu tujuh tahun lalu, yang diawali dengan gempa berkekuatan 8,9 SR dan diakhiri dengan tsunami yang seketika menyapu bersih Kota Banda Aceh.

Di dalam museum terdapat berbagai macam foto-foto korban peristiwa tsunami Aceh, nama-nama korban yang terpampang di sekitar dinding, informasi yang merekam kejadian tsunami, jembatan perdamaian, yang di atas jembatan ini terdapat bendera-bendera berbagai negara yang memberikan bantuan dan bertuliskan damai dalam bahasa negara tersebut, serta media pembelajaran seperti perpustakaan, ruang peraga, dan ruang 4D yang akan mengajarkan Anda tentang pengetahuan terhadap tsunami dan simulasinya.

Museum ini juga memiliki simbol dan makna. Terdapat cerobong yang di atasnya bertulisan lafadz Allah dan diterangi dengan cahaya. Serta alunan ayat-ayat suci Al-Quran akan mengiringi perjalanan Anda. Seolah menggambarkan hubungan antara manusia dengan Tuhan sangatlah dekat. Bunyi-bunyi air pada museum dan interior ruangan museum juga seolah membawa Anda kembali ke peristiwa tsunami tujuh tahun yang lalu.

Museum ini menjadi simbol kekuatan masyarakat Aceh, warisan bagi generasi mendatang dan menjadi tempat evakuasi jika terjadi bencana tsunami serupa. Museum ini buka setiap hari kecuali hari Jumat.

Berkunjung ke Museum Tsunami Aceh tidak hanya mengetahui lebih dalam tentang peristiwa tsunami tujuh tahun yang lalu. Namun, tempat ini akan mengajarkan Anda untuk lebih menghargai dan mencintai kehidupan, serta lebih tanggap dan cepat untuk menghadapi suatu bencana alam.

Apapun yang terjadi, nyawa manusia tidak ternilai harganya.
 
Bersumber dari : Detik.com (  Oleh: Afif Farhan - detikTravel )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar