Senin, 12 Desember 2011

Alergi? Coba Skin Test!

Suatu hari di Senin pagi selepas menjalankan shalat Subuh, telapak tangan dan punggung kaki saya terasa gatal. Saya pikir ya cuma sekedar gatal biasa, tapi setelah diperhatikan kok ada beberapa bintil di telapak tangan. Berusaha mengingat apa yang saya lakukan pada hari Minggu selain buang air kecil di toilet yang a la kadarnya dan.. hmm..saya makan cumi di Sapo Tahu! (apakah memang cumi penyebabnya? Atau toilet yang lembab itu? )
Gatal di Telapak Tangan
Gatal di Telapak Tangan

Gatal di telapak tangan dan kaki semakin jadi rasanya setelah pada Senin siang di hari itu ada masalah yang bikin harap-harap cemas di project yang mepet deadline-nya. Am I under pressure and got some stress?  Truly, right :D but.. it’s so usual in my work-life. Ternyata eh ternyata…pikiran saya yang sepertinya sedang stress itu mempengaruhi pertumbuhan gatal-gatal di telapak tangan dan kaki. Yang tadinya cuma 4 titik bintil melenting, Selasa pagi jadi ada di seluruh telapak tangan dan punggung kaki

Setelah saya konsultasi dengan dokter kulit yang biasa treatment kulit muka, saya disarankan untuk Skin Test. Sayangnya, di klinik dia gak ada karena memang fokus di perawatan kulit & kecantikan, pun bukan bidang dokter kulit saya itu menangani alergi seperti yang saya alami. Disini saya baru tahu kalau gatal-gatal yang saya alami tidak lagi bisa ditangani oleh dokter kulit biasa.

Thanks to Larry Page yang bikin Google. Akhirnya saya tahu kalau ada yang namanya Dokter Asma & Alergi. Dari hasil googling, saya dapat referensi mengenai skin test serta perkiraan biayanya. Alhamdulillah, ketemulah informasi mengenai Klinik Asma & Alergi Dr. Indrajana yang ternyata klinik tersebut menempatkan dokter mereka di RS. Bunda Margonda dekat rumah saya (bersyukur lagi karena ternyata dekat rumah).
Gatal-gatal yang sudah merajalela di telapak tangan dan telapak serta punggung kaki mesti diobati dulu. Gak serta merta saya bisa Skin Test atau lebih tepatnya Tes Alergi. Tes Alergi itu fungsinya untuk mengetahui tubuh kita paling bereaksi atau alergi terhadap zat apa. Tes Alergi sendiri ada 5 jenis, ada Skin Prick Test, Skin Patch Test, RAST (Radio Allergo Sorbent Test) IgE, Skin Test, dan Tes Provokasi.
Karena di-umur saya yang sudah seperempat abad belum pernah tahu sebenarnya saya alergi terhadap apa, maka pada saat saya datang ke Dokter Asma & Alergi, saya langsung minta untuk Skin Test. Dokter menyarankan saya untuk Skin Prick Test. Tes ini bisa dijalani dalam kondisi badan sehat dan terbebas minimal empat hari dari obat-obatan anti alergi apapun. Baiklah, saya nurut untuk minum obat dulu, pakai salep racikan sampai akhirnya gatal-gatal hilang dan bisa dijadwalkan untuk Skin Prick Test.
Tibalah hari dimana saya akan menjalani Skin Prick Test. Tujuan tes ini untuk mengetahui reaksi tubuh terhadap Alergen Hirup dan Makanan. Ada 33 jenis alergen ditambah 1 kontrol negative dan 1 kontrol positif yang akan disuntikkan ke lengan bawah. Total akan ngerasain 35 kali disuntik! (WHAATT…???!!)
Cukit (Alat untuk menyutikan alergen)
Cukit (Alat untuk menyutikan alergen)

Hehe.. tenang aja, rasanya gak sakit-sakit amat kok. Cuma kayak ditusuk peniti tapi 35 kali :D Dan gak usah bayangin jarum suntik yang biasa, alat yang dipakai untuk suntik itu namanya Cukit yang panjangnya gak sampai lima senti. Hasilnya bisa ditunggu selama 20 menit, tapi selama 20 menit berlangsung tangan kita gak boleh pecicilan langsung gerak karena kedua tangan harus ditaruh di pangkuan supaya alergen yang bebentuk liquid itu ga tumpah ke bagian kulit yang lain. Sangat disarankan kalau mau Skin Prick Test ini jangan sendirian karena akan repot kalau kita bawa barang atau haus ingin minum.
Alergen apa aja yang sebenarnya disuntikkan ke tubuh? Tangan kanan disuntikkan Kontrol Negatif (Bufer Fosfat 0.5%+ Phenol) dan Kontrol Positif (Histamin 1mg/ml), dan Alergen Hirup yang meliputi:
  1. Debu rumah
  2. Tungau debu rumah (D. Pterony Ssninus)
  3. Serpih kulit manusia
  4. Serpih kulit ayam
  5. Serping kulit kucing
  6. Serpih kulit anjing
  7. Serpih kulit kuda
  8. Tepung sari rumput
  9. Tepung sari padi
  10. Tepung sari jagung
  11. Spora jamur
  12. Kecoa
Sedangkan tangan kiri di tes untuk Alergen Makanan terdiri dari:
  1. Udang
  2. Kepiting
  3. Bandeng
  4. Kakap
  5. Kuning telur
  6. Putih telur
  7. Coklat
  8. Kacang mete
  9. Kacang tanah
  10. Kedelai
  11. Tomat
  12. Wortel
  13. Kerang
  14. Nanas
  15. Kopi
  16. Susu Sapi
  17. Teh
  18. Ayam negeri
  19. Tongkol
  20. Cumi cumi
  21. Gandum
Setelah 35 cairan yang disuntikkan ke lengan bawah kanan dan kiri, kulit akan memberikan reaksi bentol dan gatal terhadap zat alergen. Semakin besar bentol dan kuat gatalnya maka terhadap alergen itulah yang mesti kita hindari. Kalau Kontrol Positif (histamin) memang harus lebih besar bentolnya dari bentol yang lain, tandanya sistem tubuh masih normal. Dari bentol yang keluar di kulit, kemudian digambar dengan pulpen sesuai diameter bentol. Setelah bentol terlihat dengan jelas karena sudah dilingkari dengan pulpen, selanjutnya ditempel dengan sticker yang akan dicetak ke dalam kartu hasil.
Bentol yang sudah dilingkari dengan pulpen
Bentol yang sudah dilingkari dengan pulpen
Dan apa hasil dari Skin Prick Test saya? Jeng…jeng… Yeayyy! Fakta membuktikan tubuh saya bersahabat dengan seafood kecuali kakap. Jadi masih bisa makan cumi, udang, kepiting (Alhamdulillah yah..). Dari tes yang dijalani, memberikan hasil bahwa tubuh saya relatif masih tahan terhadap 33 jenis alergen karena hasil bentol berukuran diameter kurang lebih 1cm dan gatal yang hanya sedikit berasa. Kalau yang sangat sensitif akan menghasilkan bentol berdiameter 4cm.
Kartu Hasil Skin Prick Test
Kartu Hasil Skin Prick Test
Bentol yang hasilnya 1cm ada pada alergen hirup spora jamur dan alergen makanan pada kakap, bandeng, dan putih telur. Ketiga makanan itu harus saya waspadai, bukan berarti pantang tetapi tidak boleh dimakan dalam jangka waktu terus menerus. Sedangkan spora jamur, mesti waspada pada tempat-tempat yang lembab dan terdapat jamur.

Lalu, apa yang sebenarnya menyebabkan saya sering gatal-gatal karena hal ini terjadi dari kecil? Dokter menyimpulkan bahwa tubuh saya lebih bereaksi terhadap bahan kimia, bukan pada makanan atau alergen hirup. Memang sudah terbukti jari tangan saya pernah sampai kering kemudian luka menganga karena deterjen. Tetapi untuk lebih bisa bicara berdasarkan data, ada tes yang bisa saya jalani lagi yaitu Skin Patch Test untuk menguji reaksi tubuh terhadap bahan kimia, seperti deterjen, sabun, lotion, dll. Tes ini diujikan pada kulit punggung dengan hasil yang bisa dilihat selama 48 jam. Selama menjalani tes ini, pasien tidak boleh mandi, gak boleh nyender dengan punggung dan tidur pun mesti tengkurap! O..oo.. kalo yang ini entar dulu deh, mesti ambil cuti dulu karena ga boleh kontak dengan dunia luar selama tes berlangsung.

Nah, buat yang punya kulit sensitif seperti saya atau dermatritis atau bahkan sering alergi tanpa tahu pencetusnya apa, gak ada salahnya untuk menyiapkan diri menjalani Skin Prick Test atau Skin Patch Test daripada selamanya tebak-tebak buah manggis karena gak tahu apa yang mesti dihindari. Siapkan saja dana Rp 550.000 (belum termasuk konsultasi dokter) untuk Skin Prick Test dan Rp 350.000 untuk Skin Patch Test.

Lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan? ;) 

Bersumber dari  : http://adasena.blogdetik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar