Senin, 05 Desember 2011

Hepatitis B

Hepatitis B merupakan salah satu jenis penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Infeksi Hepatitis B merupakan masalah kesehatan global yang masih mengkhawatirkan. WHO memperkirakan bahwa sekitar 2 miliar penduduk dunia pernah terinfeksi virus ini, dan sekitar 350 juta penduduk hidup dengan infeksi kronis hepatitis B. infeksi oleh virus hepatitis B ini dapat menyebabkan penyakit hepatitis akut, namun sebagian besar (terutama pada anak kecil) akan menjadi infeksi kronis. Infeksi kronis akan terus berlanjut menjadi sirosis hati (pengerasan hati) dan akhirnya akan menyebabkan suatu karsinoma hepatoseluler (kanker hati). Semakin kecil usia seseorang sewaktu terkena infeksi, maka semakin besar kemungkinan infeksi menjadi kronis. Bayi yang terinfeksi saat lahir 90% menjadi kronis, pada anak usia 1-5 tahun yang terinfeksi risiko menjadi kronis hanya tinggal 25-50%, sedangkan pada orang dewasa kemungkinan menjadi kronis hanya 1-5%. Kebanyakan bayi dan anak kecil yang terkena infeksi ini umumnya tidak menunjukkan gejala apapun (asimtomatik), gejala dan tanda yang mungkin muncul biasanya berupa demam ringan, mual, muntah, perasaan tidak enak di perut, dan mungkin air seni yang berwarna seperti teh.

Infeksi virus hepatitis B ditularkan melalui kontak cairan tubuh (seperti misalnya semen atau cairan vagina) atau darah antar manusia. Penularan yang terjadi paling sering adalah melalui transfusi darah dan hubungan seksual. Pada bayi baru lahir juga dapat terinfeksi bila ibu mengidap infeksi hepatitis B (pada saat proses kelahiran). Hepatitis B tidak dapat menular melalui air atau makanan yang tercemar virus ini. Cara penularan virus ini hampir sama dengan virus HIV (AIDS), tetapi virus ini lebih infeksius. Virus in juga dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia selama 7 hari.

Pencegahan infeksi hepatitis B dibagi menjadi 2, yaitu pencegahan secara umum dan pencegahan dengan imunisasi. Pencegahan secara umum seperti misalnya:safe sex (penggunaan kondom), penggunaan jarum suntik sekali pakai, tidak bergantian memakai sikat gigi atau sisir dengan orang lain yang tidak jelas status hepatitis B-nya, dan juga skrining ibu hamil. Infeksi hepatitis B pada anak paling sering terjadi karena penularan langsung dari ibu (penularan vertikal), oleh sebab itu sangatlah penting untuk melakukan skrining hepatitis B pada ibu hamil.

Imunisasi hepatitis B ada 2 jenis yaitu pasif dan aktif. Imunisasi pasif adalah dengan memberikan Hepatitis B immunoglobulin (HBIg) yang akan melindungi dalam waktu yang cepat tetapi singkat. HBIG ini hanya diberikan untuk kondisi tertentu saja, seperti misalnya bayi baru lahir dari ibu yang menderita hepatitis B, paparan jarum suntik. Sedangkan imunisasi aktif adalah dengan memberikan vaksinasi hepatitis B. Pemberian vaksin hepatitis B sudah diwajibkan dalam pedoman imunisasi yang dikeluarkan oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). Vaksin hepatitis B diberikan sedini mungkin dan sesuai jadwal yaitu pada usia 0 bulan, 1 bulan, dan 6 bulan. Vaksin diberikan dengan cara disuntikkan.

Bersumber dari : www.kiddiecarecentre.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar