Selasa, 20 Desember 2011

Berpaling ke Kuliner Pepes

BERPALING KE 'MENU PEPES'Selama ini, setiap kali ‘berburu’ kuliner makanan, hampir-hampir tidak pernah bisa lepas dari minyak goreng. Meski hanya sedikit, seolah proses memasak selalu membutuhkan minyak goreng. Atau juga, meski berusaha menghindari, kapan mencoba menikmati kuliner kampung, kuliner desa, kecil kemungkinan meninggalkan santan.

Orang sering bilang, atau mendapat nasehat, mengurangi santan atau minyak goreng. Pada yang disebut kedua, agak susah melakukannya. Pada yang disebut pertama, relatif bisa mengatasi.

Ini kali, kuliner Tembi menemukan kuliner masakan yang sama sekali tidak menggunakan santan dan minyak. Aneka pepes. Begitulah nama kuliner ini. Namun bukan berati tak ada yang digoreng di warung ini. Karena ada kuliner tahu goreng yang ditawarkan. Tapi sebagian besar aneka pepes

Lokasi warung ini di tepi jalan, tepatnya di JalaBERPALING KE 'MENU PEPES'n Krasak, Kotabaru, Yogyakarta. Sebelah timur stadion Kridosono. Satu warung yang ditandai dengan spanduk bertuliskan ‘Aneka Pepes Nusantara’. Jenis ikan yang ditawarkan semuanya pepes. Umumnya masakan pepes yang tidak bisa dilepaskan dari daun pisang. Pepes di ‘Aneka Pepes’ ini juga dibungkus daun pisang, dan ditaruh di piring dari rotan. Nasinya, juga diletakkan di atas piring rotan beralaskan kertas.

Kuliner Tembi, siang itu, memilih menu pepes gurami dan pepes cumi-cumi, dilengkapi dengan juice sirsak. Jadi, menu, sebut saja sehat. Pepes guraminya bukan dalam ukuran besar, dan sudah tidak disertai kepala. Karena itu, untuk menikmati ikan pepes, kalau hanya satu terasa kurang, sebab selain enak dan empuk dan mudah dikunyah, membuat lidah seperti dimanjakan.

Adakalanya, kita perlu berpaling ke kuliner lain, selain sayuran semacam lotek atau gado-gado, di Yogya ada jenis kuliner pepes. Kita tahu, tidak banyak warung di Yogya yang menyediakan khusus kuliner pepes. Biasanya, pepes hanyalah salah satu pilihan dari sejumlahBERPALING KE 'MENU PEPES' lauk lainnya. Biasanya, kuliner pepes yang tersedia, sejenis ikan pindang.

Rupanya, warung ‘Aneka pepes’ ini belum lama. Baru sekitar 1 tahun yang lalu. Namun, meski baru satu tahun sudah mempunyai pelanggan, apalagi juga menerima pesanan, dalam bentuk nasi box. Artinya, warung ‘Aneka Pepes’ aktif ‘menyapa’ pelanggan dengan menerima pesanan.
“Orang sering mencari jenis kuliner yang tidak lagi menggunakan minyak goreng atau santan, maka pilihannya pada pepes” kata Rosita, pemilik pondok pepes.

Pada kuliner pepes cumi-cumi, dagingnya sudah dipotong kecil-kecil sehingga tinggal menyantapnya. Satu porsi kuliner pepes sudah disertai nasi dan sambal serta lalapan. Tentu saja, harganya berbeda. Pada kuliner pepes gurami, satu porsi seharga Rp 13.000,-. Kuliner-kuliner yang lain harganya tidak sebesar itu.
Di Yogya, kita masih bisa meniBERPALING KE 'MENU PEPES'kmati makan dengan uang sedikit, misalnya Rp 20.000,- sudah mendapatkan ikan dan minuman. Pada aneka pepes ini, uang sebesar itu bisa memilih salah satu jenis pepes dan salah satu jenis juice.

Tidak banyak warung pepes ditemukan di Yogyakarta, apalagi khusus menyediakan aneka pepes. Namun bukan berarti sama sekali tidak ada. Pondok Pepes Nusantara ini hanyalah salah satu dari kuliner pepes yang ada. Atau setidaknya, lokasinya mudah diakses karena berada di tepi jalan.
Rasanya, adakalanya, kita perlu variasi kuliner dari kencedrungan kuliner yang dimasak secara sama: pakai santan, minyak goreng, penyedap rasa. Pilihannya pada pepes.

Maka, jangan sampai alpa kuliner pepes. Makan yuk!

Ons Untoro

Bersumber dari : www.tembi.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar