Sabtu, 09 Juni 2012

Alergi Makanan Sering Terjadi pada Anak Kota


Jakarta, Dibandingkan orang dewasa, anak-anak lebih rentan terkena alergi makanan. Bisa jadi hal ini disebabkan pengaruh lingkungan atau bahkan faktor keturunan. Namun ternyata menurut sebuah studi baru, anak-anak yang tinggal di perkotaan lebih sering terkena alergi makanan dibandingkan anak-anak yang tinggal di pedesaan atau daerah yang penduduknya lebih sedikit.

Peneliti menemukan bahwa pangsa anak-anak yang mengidap berbagai jenis alergi makanan adalah 9,8 persen di kota-kota, 7,2 persen di daerah pinggiran kota dan 6,2 persen di daerah pedesaan.

Sependapat dengan temuan itu, studi sebelumnya menyatakan bahwa penduduk kota memiliki kecenderungan lebih tinggi terkena berbagai jenis alergi seperti asma, eksim dan demam.

Temuan baru yang akan dipublikasikan di jurnal Clinical Pediatrics ini didasarkan pada survei terhadap orang tua setelah peneliti memperhitungkan faktor yang terkait dengan kemungkinan anak terkena alergi makanan, termasuk etnis, jenis kelamin, usia, pendapatan rumah tangga dan garis lintang tempat tinggalnya.

Studi ini merupakan yang pertama kalinya meneliti prevalensi alergi makanan pada anak-anak menurut wilayah geografis, kata peneliti.

"Dengan adanya temuan ini berarti mungkin ada beberapa faktor dalam kehidupan perkotaan yang mempengaruhi terjadinya alergi makanan pada anak-anak," kata peneliti Dr. Ruchi Gupta, asisten profesor pediatri di Northwestern University Feinberg School of Medicine seperti dilansir dari MSNBC, Jumat (8/6/2012).

Gupta dan rekan-rekannya mensurvei lebih dari 38.000 orang tua yang memiliki setidaknya satu anak yang usianya tidak lebih dari 18. Survei online tersebut menanyakan apakah anak-anaknya menderita alergi makanan dan jika demikian kapan hal itu terdiagnosis dan seberapa parah kondisinya.

Alergi makanan anak-anak itu pun kemudian dipetakan oleh kode ZIP.

Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa secara konsisten tingkat alerginya lebih tinggi terjadi pada anak-anak kota. Misalnya hampir 3 persen anak kota memiliki alergi terhadap kacang sedangkan anak-anak di daerah pedesaan hanya 1,3 persen.

Begitu juga dengan anak-anak kota yang memiliki alergi kerang besarnya 2,4 persen, lebih banyak dibandingkan anak-anak di daerah pedesaan yang presentase alerginya hanya 0,8 persen.

Selain itu, umumnya anak-anak yang tinggal di daerah yang berada di lintang selatan dan tengah lebih mungkin memiliki alergi makanan daripada anak-anak yang tinggal di lintang utara, meskipun hal ini tidak konsisten, ungkap peneliti.

"Namun kondisi alergi makanan di kedua daerah sama parahnya," tandas Gupta. Bahkan menurut para orang tua, hampir 40 persen anak-anak dalam penelitian ini telah mengalami reaksi alergi yang bisa mengancam nyawanya.

Sayangnya peneliti tidak yakin mengapa alergi lebih sering terjadi di perkotaan. Peneliti mengemukakan satu gagasan yang dikenal sebagai 'hipotesis kebersihan' yaitu karena di daerah pedesaan bakterinya sudah terpapar lebih awal sehingga hal itu mampu melindungi penduduknya dari alergi, ujar peneliti. Selain itu bisa jadi polusi di perkotaan ikut memicu munculnya alergi.

Para peneliti juga bertanya-tanya apakah perubahan pasokan makanan seperti peningkatan jumlah makanan olahan atau berkurangnya konsumsi makanan lokal telah memainkan peran dalam peningkatan alergi makanan dalam beberapa dekade terakhir namun peneliti mengaku belum menemukan jawabannya, lanjut Gupta.

(ir/ir)
Bersumber dari : Rahma Lillahi Sativa - detikHealth

Tidak ada komentar:

Posting Komentar