Rabu, 24 Oktober 2012

Konjuntivitis


Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata.

pink eye terkadang dapat ditandai dengan mata berwarna sangat merah dan menyebar begitu cepat dan biasanya menyebabkan mata rusak.  Jika anak anda terlihat mengalami gejala pink eye maka segera bawa dia ke dokter.  Beberapa jenis pink eye dapat hilang dengan sendiri, tapi ada juga yang memerlukan pengobatan.

Penyebab pink eye

Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai macam  bakteri dan virus yang menyebabkan flu dan infeksi lainnya.  Pada beberapa jenis bakteri yang sama penyebab penyakit kelamin (STDs) chlamydia dan gonorhoe.

Pink eye juga dapat disebabkan karena alergi.  frekuensi kemunculannya pada anak meningkat bila si kecil mengalami gejala alergi lainnya seperti demam.  Pencetus alergi konjungtivitis meliputi rumput, serbuk bunga, hewan dan debu.

Substansi lain yang dapat mengiritasi mata dan menyebabkan timbulnya pink eye yaitu bahan kimia (seperti klorin dan sabun) dan polutan udara (seperti asap dan cairan fumigasi).

Pink eye pada bayi baru lahir

Seorang bayi yang ibunya menderita STD dapat menularkan bakteri atau virus melalui jalan lahir yang mengenai matanya.   Pencegahan dilakukan dengan memberikan antibiotik berupa salep atau cairan yang diteteskan ke mata bayi yang baru lahir.  Banyak juga bayi yang baru lahir memiliki kondisi saluran air mata tertutup atau sempit yang biasanya akan kembali normal dengan sendirinya.  Tapi, terkadang hal ini juga dapat mengarah ke konjungtivitis.

Gejala pink eye

Masing-masing tipe pink eye memiliki gejala yang berbeda satu dengan yang lain.  Dan gejala yang ditunjukkan anak yang satu dengan yang lain dapat berbeda pula.

Gejala yang paling umum muncul yaitu timbulnya ketidaknyamanan pada mata.  Si kecil mungkin akan berkata seperti ada pasir di matanya.  Banyak anak yang mengeluhkan terlihat kemerahan pada mata dan bagian dalam kelopak mata.  Terkadang saat anak bangun tidur di pagi hari mata dan kelopaknya dalam kondisi lengket seperti dilem.  Beberapa anak ada yang merasa sensitif terhadap cahaya terang.  Gejala umum yang sering muncul pada kasus alergi konjungtivitis yaitu mata terasa gatal dan berair.

Bagaimana penularan pink eye?


  • Bila bersentuhan dengan si penderita atau sesuatu yang telah dipakai oleh penderita, seperti tisu.
  • Penggunaan handuk secara bersama dengan penderita atau berenang bersama penderita.
  • Cairan dari mulut atau hidung penderita (seperti ketika batuk dan bersin).


Pencegahan pink eye


  • Ingatkan anak untuk selalu mencuci tangan dengan air hangat dan sabun terutama setelah bersentuhan dengan penderita atau menyentuh benda yang telah dipakai penderita.
  • Tidak menggunakan barang pribadi (seperti tetes mata, tisu, make up mata, pakaian, handuk atau sarung bantal) secara bersama dengan orang lain.
  • Jika si kecil memiliki alergi, maka pastikan pintu dan jendela dalam kondisi tertutup terutama pada siang  hari dimana sebuk bunga sedang bertebaran atau saat vacuum cleaner sedang digunakan.
  • Pada ibu hamil yang menderita STDs, dilakukan dengan tindakan skrining dan pengobatan di bawah pengawasan dokter ahli.


Pengobatan pink eye

Pink eye yang disebakna oleh virus biasanya akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan apapun. Jika pink eye yang terjadi karena infeksi bakteri maka dokter akan memberikan salep mata atau obat tetes mata,

Jika anak anda memiliki alergi konjungtivitis, maka dokter akan memberikan obat anti alergi dalam bentuk pil/cairan/ tetes mata.

Pemberian kompres dingin atau hangat serta asetaminofen atau ibuprofen dapat membantu si kecil yang sedang pink eye merasa nyaman.  Anda juga dapat membersihkan matanya dengan air hangat dan bola kapas sehingga pada saat si kecil bangun di pagi hari, matanya tidak lengket.

Kapan saat yang tepat memanggil dokter?

Jika menurut anda si kecil menderita pink eye, segera bawa dia ke dokter untuk mengetahui penyebabnya dan pengobatanya.  Konjungtivitis yang parah – ditunjukkan dengan rasa sakit, perubahan penglihatan, sensitif terhadap cahaya – perlu dilakukan pemeriksaan kembali.  Jika pink eye tidak membaik setelah 2-3 hari pengobatan atau seminggu setelah gejala muncul tanpa pengobatan, temui dokter anda.

Bersumber dari : dokteranakku.com

Rabu, 10 Oktober 2012

Waspada! Obat Tradisional Ini Paling Banyak Dioplos Bahan Kimia


Jakarta, Banyak orang Indonesia lebih memilih obat tradisional karena dipercaya memiliki efek samping yang lebih sedikit ketimbang obat kimia. Namun apa jadinya bila obat tradisional justru dicampur obat kimia dan diminum terus-menerus?

"Obat tradisional baik kalau benar-benar murni dan tidak dicampur dengan bahan kimia obat," jelas Drs. T Bahdar Johan, Apt, M.Pharm, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplementer BPOM, dalam acara Media Gathering di Kantor BPOM, Jakarta, Selasa (18/9/2012).

Berdasarkan data Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), sejak tahun 2001 hingga 2012 ada 4 jenis obat tradisional yang paling sering dicampur dengan bahan kimia obat (BKO).

Pada tahun 2001-2007, obat tradisional yang paling sering dicampur bahan kimia adalah obat rematik dan penghilang rasa sakit. Menurut temuan BPOM, obat tradisional tersebut dicampur dengan bahan kimia obat berupa Fenilbutason, Metampiron, Parasetamol dan Asam Mefenamat.

Di tahun 2008-2011, obat tradisional yang paling sering dioplos adalah obat pelangsing dan obat penambah stamina (aprodisiak), yang dicampur dengan Sibutramin, Sildenafil dan Tadalafil.

Sedangkan di tahun 2012 hingga semester 1, yang paling sering dicampur bahan kimia adalah obat rematik dan penghilang rasa sakit, yang dicampur Fenilbutason, Piroksikam, Parasetamol dan Asam Mefenamat.

Apa efek sampingnya bila obat tradisional dicampur bahan kimia obat?

"Orang kan minum obat tradisional karena dianggap efeknya samping sedikit. Karena dianggap sedikit, akhirnya diminum terus-terusan. Kalau sudah dicampur bahan kimia, efeknya kan bisa lebih berbahaya," pungkas Bahdar.

Berikut risiko dan efek samping penggunaan bahan kimia obat:

1. Sildenafil Sitrat
Sebagai obat disfungsi ereksi bila digunakan berlebihan dalam menyebabkan sakit kepala, muka merah, pusing, mual, nyeri perut, gangguan penglihatan, infark miokard (biasa dikenal serangan jantung), nyeri dada, jantung berdebar dan kematian.

2. Natrium Diklofenak
Sebagai obat anti rematik bila digunakan berlebihan dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada saluran cerna, mual, diare dan kadang perdarahan tukak, dispepsia, reaksi hipersensitifitas, sakit kepala, pusing, vertigo, gangguan pendengaran seperti tinnitus (telinga berdenging), fotosensitifitas dan hematuria (darah di urine), gangguan pada darah, nekrosis papilar atau fibrosis interstisial.

3. Fenilbutason
Sebagai obat anti rematik bila digunakan berlebihan dapat menyebabkan mual, muntah, ruam kulit, penimbunan cairan, perdarahan lambung, perforasi lambung, reaksi hipersensitifitas (Steven Johnsons Syndrome), hepatitis, gagal ginjal, leukopenia (jumlah sel darah putih rendah), anemia aplastik dan agranulositosis.

4. Parasetamol
Sebagai obat menghilangkan rasa sakit dapat menyebabkan kerusakan hati bila diminum dalam jangka panjang atau dalam dosis besar.

5. Piroksikam
Sebagai obat penghilang rasa sakit bila digunakan berlebihan dapat menyebabkan anoreksia, nyeri perut, konstipasi, diare, mual, muntah, tukak lambung, sindrom Steven Johnsons, sakit kepala, demam, penglihatan kabur dan hipertensi.

6. Sibutramin HCL
Sebagai obat pelangsing yang bila digunakan berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah, denyut jantung meningkat, sulit tidur, kejang, penglihatan kabur dan gangguan ginjal.

Bahdar menjelaskan, obat tradisional memiliki banyak manfaat dan minim efek samping bila kandungannya benar-benar murni. Namun bila sudah dicampur dengan bahan kimia, maka efek buruknya lebih banyak ketimbang manfaatnya.

Untuk itu, konsumen perlu jeli untuk melihat nomor registrasi BPOM pada bungkus obat tradisional karena kebanyakan obat tradisional oplosan tersebut tidak terdaftar di BPOM.

Selain tanpa nomor registrasi, konsumen juga perlu waspada bila mengonsumsi obat tradisional yang efek sembuhnya instan, karena besar kemungkinan obat tradisional tersebut sudah dicampur bahan kimia.


(mer/ir)
Bersumber dari : Merry Wahyuningsih - detikHealth

Minggu, 07 Oktober 2012

Mitos-mitos Kesehatan Ini Perlu Di-Update


Jakarta, Ketika jatuh sakit, banyak orang yang cenderung mempercayai mitos tertentu yang sebenarnya kurang masuk akal seperti flu akibat keramas malam-malam atau harus minum susu dulu agar bisa tidur nyenyak. Padahal secara medis, kondisi-kondisi seperti itu belum tentu benar adanya.

Oleh karena itu, agar tak salah paham dan terus mempercayai mitos itu, simak dulu sejumlah mitos tentang kesehatan yang banyak dipercaya orang dan fakta yang sebenarnya di balik itu seperti dilansir dari foxnews, Kamis (20/9/2012) berikut ini.

1. Pinggiran roti sebaiknya jangan dibuang karena mengandung banyak vitamin
Dalam sebuah studi yang dilakukan di Jerman pada tahun 2002 peneliti menemukan bahwa proses pemanggangan menghasilkan sebuah antioksidan yang mampu melawan kanker di dalam roti tapi kandungan antioksidan yang ada pada pinggiran roti jumlahnya 8 kali lebih banyak daripada di remah-remahnya.

"Makanya lebih baik menyajikan roti gandum utuh, baik itu dengan pinggiran maupun tanpa pinggiran, dengan begitu kandungan gizi seperti seratnya juga akan lebih tinggi," ungkap pakar nutrisi asal New York, Keri Glassman.

Ketika membeli roti, pastikan pada labelnya tercantum 'tepung gandum utuh 100 persen' karena roti yang hanya dilabeli 'gandum' saja biasanya terbuat dari campuran tepung putih dan tepung gandum utuh tapi kurang mengandung serat.

2. Saat keluar rumah dengan rambut basah, Anda bakal kena flu
"Mungkin Anda akan merasa kedinginan tapi hanya sebatas itu, tak lebih," ungkap Jim Sears, seorang dokter anak dari San Clemente, Calif. dan presenter acara TV, The Doctors. Sears juga menunjukkan sebuah studi yang dilakukan di Common Cold Research Unit, Salisbury, Inggris dimana sekelompok partisipan ditanami virus flu di dalam hidungnya.

Kemudian separuh partisipan memilih diam di dalam ruangan yang hangat sedangkan partisipan sisanya memilih untuk mandi, membiarkan tubuhnya basah selama setengah jam baru kemudian berpakaian tapi mengenakan kaus kaki basah selama beberapa jam. Uniknya, kelompok yang basah-basahan justru tak terkena flu seperti halnya kelompok yang diam di ruang hangat dan kering.

Sears pun menyimpulkan: "Merasa kedinginan saja takkan mempengaruhi sistem kekebalan Anda."

3. Anda harus banyak makan saat flu dan mengeluarkan keringat saat demam
Baik saat flu maupun demam, penderitanya harus banyak-banyak minum. "Tetap terhidrasi merupakan hal terpenting yang harus dilakukan karena Anda akan kehilangan banyak cairan saat jatuh sakit," ujar Sears.

Anda pun tak perlu mengonsumsi minuman khusus seperti yang mengandung elektrolit kecuali jika Anda mengalami dehidrasi akut akibat muntah-muntah atau diare.

4. Permen karet bisa bertahan di dalam perut selama 7 tahun
"Sama halnya dengan benda bukan makanan lain yang masuk ke perut, cairan dalam tubuh akan membawa permen karet melalui saluran pencernaan lalu dalam beberapa hari permen karet itu akan hilang," terang David Pollack, seorang dokter umum dari Children’s Hospital of Philadelphia Care Network.

Kendati permen karet tak mudah dicerna tapi toh takkan menyebabkan sakit perut.

5. Anda akan kehilangan 75 persen panas tubuh lewat kepala
"Ungkapan ini mungkin didasarkan pada fakta bahwa ukuran kepala bayi jauh lebih besar daripada presentase keseluruhan tubuhnya," kata Pollack. Itulah kenapa penting untuk memastikan bahwa kepala bayi tetap tertutup dalam cuaca dingin.

Tapi ukuran kepala orang dewasa hanyalah sebesar 10 persen dan panas tubuh itu sebenarnya bisa keluar dari berbagai bagian seperti kaki, lengan dan tangan jadi saat kedinginan, memakai topi itu tak lebih penting daripada memakai sarung tangan.

6. Biar tak cegukan lagi, mintalah orang lain untuk mengagetkan Anda
Nyatanya sebagian besar pereda cegukan ala rumahan seperti menahan nafas atau banyak-banyak minum air secara medis tak pernah terbukti efektif mengatasi cegukan, tandas Pollack.

Kendati begitu Anda bisa mencoba trik lama yang pernah dipublikasikan dalam The New England Journal of Medicine yaitu menelan satu sendok teh gula pasir. Menurut studi, 19 dari 20 partisipan yang melakukan trik ini berhasil berhenti dari cegukan.

7. Susu hangat akan membantu Anda tertidur
Susu memang mengandung asam amino tritophan tapi hanya dalam jumlah kecil, "jadi jika Anda ingin mendapatkan manfaat semacam itu, Anda harus minum susu segalon," ungkap Michael Breus, seorang psikolog klinis dari Scottsdale, Arizona yang memiliki spesialisasi di bidang gangguan tidur.

Namun jika minum segelas susu hangat sudah menjadi bagian dari kebiasaan menjelang tidur, mungkin yang terjadi di balik itu adalah munculnya efek plasebo.

(ir/ir)
Bersumber dari : Rahma Lillahi Sativa - detikHealth

Selasa, 02 Oktober 2012

Mengenal virus korona


Virus korona yang mengakibatkan penyakit pernafasan mirip SARS, yang pada 2003 menewaskan ratusan orang, ditemukan di Arab Saudi dan Inggris. Apakah virus korona dan haruskah kita khawatir?

Virus apa ini?

Virus baru ini adalah tipe virus korona yang merupakan anggota keluarga besar virus termasuk flu biasa dan SARS (sindrom pernafasan akut). Virus baru ini bukan SARS.

Ini adalah pertama kalinya virus korona diidentifikasi di dunia yaitu di Timur Tengah.

Infeksi terkini diidentifikasi oleh Badan Perlindungan Kesehatan di Colindale, London. Secara genetik, virus ini sama dengan yang ditemukan di Arab Saudi.

Saat ini belum ada cukup informasi untuk mengetahui bahayanya pada manusia.

Bagaimana virus ini bekerja?

Virus korona mengakibatkan infeksi saluran pernafasan pada manusia dan hewan. Kedua pasien yang terinfeksi menunjukkan gejala demam, batuk dan sulit bernafas.

Pasien di Arab Saudi meninggal dunia sedangkan pasien di London kritis dan dirawat di unit intensif.

Saat ini belum diketahui apakah kedua kasus itu merupakan infeksi tipikal atau bukan.

Bagaimana virus ini menyebar?

Virus ini kemungkinan tersebar melalui air liur ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Tetapi para ahli yakin virus korona tidak terlalu mudah menyebar karena menurut mereka jika memang demikian, maka seharusnya lebih banyak orang yang telah tertular dan bukan hanya dua.

Apakah pasien dapat disembuhkan?

Dokter belum tahu metode perawatan yang terbaik tetapi pasien dengan gejala-gejala parah harus dirujuk ke unit perawatan intensif agar mereka dapat bernafas dengan normal. Tidak ada vaksin untuk mencegah atau melawan virus ini.

Namun pasien mau pun perawat dan dokter yang bertugas diharuskan mengenakan masker dan melakukan protokol penyakit menular untuk mencegah potensi penyebaran virus.

Darimana virus ini berasal?

Para ahli belum mengetahui asal virus ini. Bisa saja berasal dari mutasi baru virus yang telah ada. Atau mungkin saja infeksi ini awalnya hanya ada pada binatang dan kemudian hinggap ke manusia.

Apakah ada himbauan bepergian?

Saat ini Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan tidak ada alasan untuk menerapkan larangan bepergian ke Timur Tengah yang menjadi asal kasus tersebut

Bersumber dari : www.bbc.co.uk