Kamis, 27 September 2012

Bisakah Pakai Alternatif Lain Jika Nggak Mau Minum Antibiotik?


Jakarta, Antibiotik sering diresepkan dokter untuk memerangi infeksi kuman penyakit di dalam tubuh. Namun seperti obat lain pada umumnya, penggunaan antibiotik juga memiliki efek samping yang berisiko.

Beberapa orang kemudian beralih menggunakan bahan-bahan alami sebagai antibiotik karena diyakini memiliki kandungan kimia yang sama namun dengan efek samping yang lebih minim. Benarkah demikian?

Karena gencarnya promosi mengenai obat alami dan herbal, maka masyarakat juga makin banyak yang melirik khasiatnya. Misalnya bawang putih dianggap ampuh seperti antibiotik karena dapat meredakan demam dan flu. Madu juga diketahui mengandung enzim antimikroba yang dapat menghalangi pertumbuhan bakteri. Namun itu saja ternyata belum cukup.

"Antibiotik merupakan obat resep dokter yang ditujukan untuk life saving. Antibiotik sendiri ada bermacam-macam, tergantung jenis dan tujuannya. Obat ini tidak bisa digantikan dengan makanan lain yang kandungannya kurang begitu jelas dan tidak sama," kata Maura Linda Sitanggang, Apt, PhD, Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes ketika dihubungi detikHealth, Rabu (5/9/2012).

Sejarah penemuan antibiotik sendiri sudah berlangsung begitu lama. Sampai saat ini sudah ditemukan bermacam-macam antibiotik berdasarkan jenis penyakit dan infeksi bakteri penyebabnya.

Harapannya adalah agar pengobatan infeksi mikroba juga spesifik sesuai jenis bakterinya. Meskipun demikian, bukan berarti obat-obatan alami sama sekali tidak bermanfaat memerangi penyakit.

Madu, bawang putih, teh hijau ataupun susu bisa dikonsumsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Efeknya tentu akan memperkuat tubuh melawan kuman penyakit yang masuk. Bahan-bahan alami tersebut sifatnya bukan sebagai alternatif atau pengganti antibiotik, melainkan sebagai suplemen saja.

"Antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk mengobati infeksi antimikroba. Sedangkan makanan seperti yoghurt ataupun madu itu sifatnya penguat atau suplemen saja. Kalau sakitnya karena infeksi bakteri hanya bisa dilawan dengan antibiotik. Tapi kalau sakit pilek atau flu ringan bisa menggunakan suplemen atau makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh," kata Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc. Ph.D, Guru Besar Farmakologi dan Terapi Universitas Gadjah Mada.

Untuk herbal, prof Iwan sendiri menyoroti mungkin ada potensi yang bisa dikembangkan sebagai antibiotik, namun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikannya.

Untuk meminimalisir efek buruk antibiotik, ia berpesan sebaiknya pasien mematuhi aturan minum obat serta menghimbau dokter untuk tidak meresepkan antibiotik dengan sembarangan.



(pah/ir)
Bersumber dari : Putro Agus Harnowo - detikHealth

Kamis, 06 September 2012

Bahaya Mengungkapkan Masalah Asmara di Facebook


Jakarta - Dalam menjalin sebuah hubungan, ada hal-hal yang sebaiknya tidak diekspos ke publik, dalam hal ini social media seperti Facebook atau Twitter. Times of India baru-baru ini melaporkan seorang gadis 23 tahun mengakhiri hidupnya setelah membaca update status mantan kekasihnya di facebook yang menuliskan betapa senang dirinya telah memutuskan dirinya.

Di dunia maya, seseorang cenderung bertingkah berlebihan dan lebih percaya diri, mengingat ia tidak berhadapan langsung dengan orang lain. Seperti yang dikatakan psikolog Alina Phillip: "Seperti media, jejaring sosial menghubungkan orang banyak. Oleh karena itu, kita perlu mengikuti etika dan harus lebih sensitif."

Lantas, seperti apakah etika menjalin asmara dan hubungannya dengan meng-update status di Facebook? Agar terhindar dari hal-hal buruk yang tidak diinginkan, bacalah poin-poin berikut ini:

Senang Pamer & Pengecut
Meskipun ada beberapa orang yang memiliki akun facebook sebagai alat untuk mencari teman-teman lama, namun bisa dibilang hampir semua pengguna facebook senang memamerkan foto maupun status-status tentang dirinya. Secara disengaja atau tidak, ada kebutuhan untuk menunjukkan kepada orang lain betapa menariknya hidup Anda.

Psikolog Varkha Chulani mengatakan, "Ada batasan yang jelas antara berbagi informasi dengan pamer emosi." Kalimat-kalimat mesra yang sifatnya pribadi sebaiknya disampaikan saja langsung tanpa harus menorehkannya di wall facebook. Jika hal yang sifatnya pribadi disampaikan lewat social media, jelas menunjukkan orang itu pengecut karena tidak bisa menyampaikannya langsung ke orang yang dimaksud.

Positif
Berhati-hatilah dengan aksi di publik, seperti saat pesta ulang tahun, ternyata Anda minum alkohol dan bertingkah memalukan atau saat liburan dengan si dia, Anda memasang foto seksi sedang berciuman di tempat tidur. Jika dilihat oleh kolega atau teman bisnis, hal ini akan jadi pertimbangan bagi calon perekrut jika ingin menerima atau mengajak Anda bekerja.

(fer/kik)
Bersumber dari : Ferdy Thaeras - wolipop